Kereta kuda spiritual melewati jalan berpasir yang melingkari perbukitan menuju kota Gan di selatan. Kereta di buat dengan baik, di dalam kabin yang luas, terdapat tempat tidur berisi kapas lembut untuk Xie Lian agar merasa nyaman.
Hua Cheng meminta kusir untuk berkendara lebih santai karena tubuh Xie Lian cukup sensitif terhadap goncangan. Setelah membantu Xie Lian meminum obatnya, Hua Cheng membuka peta dataran, menghitung jarak dan mencari jalan terdekat sebisa mungkin.
He Xuan menunggangi kudanya sendiri, dia bersama empat orang praktisi berpengalaman menjaga bagian belakang kereta. Meskipun basis kultivasi Hua Cheng membuatnya hampir mustahil dikalahkan, dia tetap harus bertindak sewaspada mungkin.
Menurut informasi dari beberapa informan, Yu Wen pernah pergi ke kota Gan dan menemui seorang tabib untuk berkonsultasi soal obat-obatan. Akan tetapi, baru sekitar lima hari yang lalu. Seorang prajurit yang menjaga kota tidak sengaja menemukan peralatan sihir ketika dia datang berkunjung ke klinik tabib tersebut. Baru setelah itu diketahui bahwa tabib itu ternyata seorang penyihir dan merupakan ahli dalam pembuatan racun.
Sebelumnya, kota Gan masuk dalam wilayah kekuasaan Hong. Sebelum melewati perbatasan, mereka harus menempuh rute gunung yang curam dan terjal. Ditambah lagi, rute ini terkenal berbahaya karena banyaknya binatang buas. Hua Cheng sudah memperkirakannya dengan sungguh-sungguh, jadi sebelum berangkat, demi kenyamanan Xie Lian, dia membuat kereta menjadi seaman mungkin dengan menyelimuti seluruh kabin menggunakan Qi spiritual.
Tiga hari kemudian, mereka tiba di kota Gan. Kondisi Xie Lian memburuk karena perjalanan jauh, dia tidak berhenti memuntahkan darah dan itu membuat Hua Cheng sangat khawatir, jadi Hua Cheng tanpa pikir panjang segera menyewa kamar di penginapan mewah dan membawa Xie Lian beristirahat disana.
Hua Cheng mengirim beberapa anak buahnya untuk mencari penyihir sedangkan dirinya merawat Xie Lian. Melihat jubah putih Xie Lian ternoda merah dengan darahnya sendiri, Hua Cheng membawakannya jubah baru.
Melihat suaminya, Xie Lian tersenyum lemah, "Sepertinya aku malah menghambatmu."
Mata Hua Cheng berkelebat, dia tertawa kecil dan menggeleng, "Istriku tidak pernah menghambatku." Hua Cheng melepas pakaian kotor Xie Lian dengan gerakan lembut, takut menyakitinya. Setelah berganti pakaian dan mencuci tubuh dengan air hangat. Xie Lian terlihat sedikit lebih hidup.
"Setelah kamu sembuh, aku akan membuka kunci Qi spiritualmu sehingga kamu bisa berkultivasi lagi."
Xie Lian sedikit terkejut, "Kamu tidak.."
Hua Cheng tahu jalan pikir Xie Lian dan mengangguk, "Aku tidak merusaknya, hanya menguncinya. Aku sudah berkonsultasi dengan tabib Istana, jika aku melepas kuncinya saat ini, meridianmu akan kacau dan pembuluh darahmu bisa hancur. Maka dari itu, aku sedang menunggu waktu yang tepat."
Di wajahnya yang kuyu, mata Xie Lian bersinar. Hua Cheng juga bahagia untuknya. Xie Lian mencintai kultivasi melebihi segalanya, orang-orang Xian Le percaya bahwa Pangeran Putera Mahkota mereka adalah calon makhluk surgawi. Dia diberkati bakat yang luar biasa, mencapai tahap Kaisar hanya pada usia remaja.
Memikirkan dia akhirnya bisa berkultivasi lagi, Xie Lian sangat bahagia.
Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.
Malam kedua mereka di kota Gan. Xie Lian menjerit di kamarnya. Dia berteriak dengan suaranya yang lemah dan menangis di pelukan Hua Cheng. Hua Cheng juga sangat panik, Xie Lian mencengkram jubah Hua Cheng, matanya berlinangan air mata ketika dia berkata.
"Ah Cheng, disini gelap. Tolong aku."
Hua Cheng mencium puncak kepala Xie Lian, dia berkata, "Aku disini, tenang saja." Tapi dalam hatinya, Hua Cheng juga sangat tidak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)
FanficPemuda itu sangat tampan dengan rahang tegas dan kulit seputih salju namun tidak pucat. Rambutnya hitam berkilauan dengan poni menjuntai menutupi mata kanannya. Auranya misterius namun disisi lain juga nampak lembut. Benar-benar semurni giok. Xie L...