Satu bulan belakangan, Xie Lian akan mendapatkan pesan dari pamannya untuk dimintai uang. Tidak memiliki rekening bank membuat Xie Lian harus pergi untuk bertemu langsung pada orang itu setiap seminggu sekali. Xie Lian belakangan ini bekerja sebagai penulis lepas artikel yang berhubungan dengan evolusi karakter China dan mendapatkan sedikit penghasilan. Dia tidak mau terus bergantung pada kekasihnya.
Tapi uang itu akan segera habis untuk diberikan pada pamannya. Ketika Xie Lian membuat alasan bahwa dia tidak memiliki uang, pamannya akan mengancam mencelakakan kekasihnya dan itu membuat Xie Lian panik dan takut. Beberapa kali bertemu, Xie Lian baru hari ini menyadari pamannya itu sudah menjadi pecandu narkoba.
Dia tidak tahu sejak kapan hal itu dimulai. Tapi melihat bagaimana kondisinya sekarang. Orang itu pasti sudah menjadi pecandu sejak lama, berada di tahanan penjara hampir setahun lamanya membuatnya haus akan obat terlarang dan kini menjadi setengah gila. Uang puluhan ribu yuan dari Xie Lian akan dia habiskan dalam sekejap tanpa berkedip.
Hati Xie Lian menjadi sakit untuk semua uang itu. Itu uang hasil kerja kerasnya memutar otak menulis banyak artikel.
Xie Lian tidak tahu tindakannya menyembunyikan pamannya sebenarnya sudah diketahui kekasihnya. Di kamar dengan nuansa penuh oriental, San Lang duduk di depan komputer yang menampilkan ruangan klub malam dalam beberapa sudut. Di bar counter klub yang penuh euforia. Dua orang duduk tanpa berbicara.
Kecantikan kecil disana mengeluarkan amplop putih dan mendorongnya pada pria dengan wajah tua. Wajah pria tua itu menjadi cerah, ketika pria tua itu menepuk-nepuk pundak si kecantikan kecil di sampingnya. Mata San Lang berubah sedingin es.
Kecantikan kecil itu jelas kekasihnya dan orang disampingnya yang wajahnya hampir tidak tertangkap kamera penyadap itu pasti pamannya. San Lang mengepalkan tangan dan mencibir. Dia ingin berlari ke sana dan memukul orang itu sampai mati.
Tapi untuk memberi ledakan yang besar. Dia harus bersabar. Kejahatan orang ini harus bisa dibayar penuh tanpa meninggalkan bekas. Orang-orang di balik layar sudah dia kerahkan untuk penyelidikan. Dan bila semua dugaannya terbukti, orang itu akan mendapat hukuman paling buruk yang bisa dia dapat dan Xie Lian akan mendapatkan kembali semua haknya.
Tinggal sedikit lagi.
Orangtua Xie Lian sudah meninggal dunia. Maka setidaknya biarkan calon suami puteramu ini membuatmu tersenyum di surga.
"Xie Lian, bagaimana hubunganmu dengan kekasihmu?"
Alis San Lang terangkat tiba-tiba, dia meningkatkan volume suara di komputernya untuk lebih jelas mendengarkan percakapan dua orang di layar.
Wajah Xie Lian menjadi gelisah, dia menjawab dengan pertanyaan, "Apa yang paman inginkan?"
Pamannya tertawa, namun nada suaranya sedikit mencemooh, "Hubungan kalian tentunya sangat baik, bukan? Pacarmu bahkan sampai membelikanmu sebuah mobil mahal. Kamu pasti cukup memuaskannya di tempat tidur."
"Itu.." Xie Lian terdiam beberapa saat dan mencicit, "Hubungan kami memang baik."
Mendengar itu, pamannya tampak memasang wajah puas. Dia tertawa dan mulai memohon tanpa sedikitpun ketulusan, "Kalau begitu bisakah kamu meminta uang pada pacarmu. Aku ingin sebuah mobil."
Hati Xie Lian tersentak. Dia tergagap, "Aku tidak bisa, itu terlalu mahal.. Aku akan merepotkannya–"
Suara hantaman benda keras dan benturan kursi pada lantai membuat setengah klub menjadi sunyi. Mata San Lang sangat terkejut lalu tanpa dia sadari dia sudah berdiri dan menghancurkan layar komputer melalui genggamannya.
Mata Xie Lian melebar, baru dia menyadari bahwa dia sudah jatuh dari kursi. Di depannya, pamannya berdiri dengan botol vodka di tangannya. Mata pamannya dingin membeku dan tajam seperti bilah pedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)
FanficPemuda itu sangat tampan dengan rahang tegas dan kulit seputih salju namun tidak pucat. Rambutnya hitam berkilauan dengan poni menjuntai menutupi mata kanannya. Auranya misterius namun disisi lain juga nampak lembut. Benar-benar semurni giok. Xie L...