Ibukota Hong diliputi kegemparan tentang Hua Cheng yang membunuh ayahnya sendiri setelah naik tahta. Istana dipenuhi kekacauan, beberapa faksi-faksi yang semula setia pada Kaisar sebelumnya memberontak. Hua Cheng dikelilingi orang kuat, He Xuan bahkan dua jenderal terkuat Xie Lian, Feng Xin dan Mu Qing berada di pihaknya. Hal ini membungkam banyak pihak, akan tetapi tidak pada satu orang.
Pangeran pertama meninju dinding hingga jari-jarinya memerah. Dia ditahan oleh pengawal Hua Cheng di pulau Lingtze dan baru bisa melarikan diri kemarin. Dia mulanya berniat membongkar segala pengkhianatan Hua Cheng pada Kaisar sebelum hari pengangkatan. Tapi siapa sangka, Hua Cheng berhasil menebak motifnya dan menahannya sembari menginterogasinya tentang keberadaan Xie Lian.
"Hua Cheng sangat kuat, dia memiliki sekitar seratus ribu pasukan di belakangnya. Ditambah dua jenderal besar Xian Le sebelumnya, tidak ada yang berani melawan." Pria setengah baya berjubah biru melaporkan, "Hua Cheng kini membangun benteng utama di Istana Kaisar Xian Le dan melatih pasukannya disana."
Pangeran pertama menggertakan gigi, "Kita harus melawan."
Pria setengah baya sedikit terkejut kemudian menggeleng putus asa, "Itu mustahil Yang mulia, kita hanya memiliki sepuluh ribu pasukan. Melawan seratus ribu pasukan itu sama saja menenggelamkan diri pada kematian."
Mata Yu Wen memicing namun kemudian menyala dalam kegembiraan. Dia bertanya, "Penjara dingin. Apa Hua Cheng sudah menemukannya?"
Pria itu tampaknya bisa menebak jalan pikir Yu Wen, "Saya rasa belum. Penjara dingin terletak di pulau Hainan, dibangun di dalam gua gunung yang medan perjalanannya sulit dijamah. Mula-mula penjara itu digunakan untuk menyelundupkan budak-budak yang siap di jual. Jika Hua Cheng mencoba mencarinya, pasti membutuhkan waktu seratus tahun."
Mendengar itu, Yu Wen tersenyum puas. "Kalau begitu senjata utamaku belum terungkap." Dia menatap pria paruh baya kemudian mengungkap senyum licik, "Siapkan seluruh pasukan. Kita akan berperang."
Di aula Istana Putera Mahkota. Empat orang berkumpul mengelilingi meja persegi, di tengah meja. Peta kulit dataran Tiongkok dengan bidak-bidak kayu berdiri.
"Aku benar-benar tidak mengerti. Apa kakakmu gila? Dia ingin melawan kita hanya dengan sepuluh ribu pasukan?" Feng Xin mencemooh, "Aku pikir setelah ditahan satu bulan di pulau Lingtze, otaknya menjadi tidak waras."
Mu Qing mengerutkan kening, "Dia bodoh atau pintar kita tidak tahu. Tapi entah kenapa, aku memiliki firasat buruk."
Feng Xin melemparkan tatapannya pada Hua Cheng, "Yu Wen itu, bagaimana menurutmu kemampuannya?"
"Aku tidak tahu." Hua Cheng menjawab jujur, "Yang aku tahu, selama hidupnya dia selalu bermain. Dia berbakat, tapi tidak bisa disebut jenius. Hanya saja, dibandingkan semua itu, yang paling membuatku gelisah adalah sifatnya."
He Xuan tampak mengerti, "Dia sangat licik seperti ular. Ketika kamu sedikit lengah, dia akan melilit lehermu sampai mati."
"Ah benar." Feng Xin menatap Hua Cheng, "Bagaimana pencarian Yang mulia?"
Wajah Hua Cheng tenggelam, dia menggenggam erat ujung meja kemudian berbicara dengan suara terdistorsi, "Aku menggeledah tempat persembunyiannya di Hong tapi tidak menemukan apapun, aku juga menangkap beberapa orang kepercayaannya tapi mereka memilih mati daripada berbicara."
"Aku menginterogasinya ketika di Lingtze, tapi orang itu juga tidak mau berbicara bahkan ketika aku mengancam untuk membunuhnya." He Xuan berkata muram, "Yu Wen pasti memiliki banyak tempat rahasia. Dia melakukan perdagangan manusia dibelakang Kaisar, untuk menyembunyikan budak barang dagangannya sampai Kaisar pun tidak menemukannya. Itu pasti tempat yang sangat tersembunyi."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)
FanfictionPemuda itu sangat tampan dengan rahang tegas dan kulit seputih salju namun tidak pucat. Rambutnya hitam berkilauan dengan poni menjuntai menutupi mata kanannya. Auranya misterius namun disisi lain juga nampak lembut. Benar-benar semurni giok. Xie L...