Langkah kakinya terburu-buru, ribuan semak belukar dan ranting tajam menembus kain jubahnya, melubangi bagian bawah sepatu botnya dan berakhir melukai kulitnya yang tanpa cacat. Wajahnya di banjiri lapisan keringat, tubuhnya condong membungkuk, melindungi tubuh pemuda dalam gendongannya.
Suara panah angin dan teriakan orang-orang belum padam. Namun, matanya tidak sekalipun menoleh ke belakang. Meski tubuhnya terluka dan kakinya menderita. Dia kokoh menatap ke depan, berlari sekuat tenaga. Membawa istrinya ke tempat yang aman.
Ketika pemuda itu membuka mata, bukan pemandangan mural naga yang biasa menyambutnya, melainkan dinding batu kecokelatan yang meneteskan air yang mengembun. Dia merasakan pusing merayap ketika dia mencoba bangun.
"Kamu sudah bangun?"
Suara itu membawanya sadar sepenuhnya. Tubuhnya membeku dan dia menatap orang yang kini menatapnya penuh kehangatan. Dia ingat sebelumnya orang ini membawa pengkhianatan bagi Xian Le, membunuh raja dan ratu, orangtuanya. Bahkan menculik anaknya. Dia ingat saat itu orang ini mengangkat pedang miliknya, mengayunkannya diatas kepala seakan ingin memenggal kepalanya.
"Kamu tidak membunuhku.." Xie Lian menggumam. "Kenapa?"
Hua Cheng menggosokan dua ranting kayu kering pada tumpukan dedaunan yang sudah menguning. Menambah setitik energi spiritual dan api muncul melahap seluruh dedaunan, membesar dan cahayanya tumpah di wajahnya yang tampan.
"Aku tidak bisa membunuhmu." Hua Cheng berkata namun matanya tidak repot menatap Xie Lian, ada jejak kesedihan di matanya ketika dia melanjutkan. "Tidak akan pernah bisa."
Xie Lian mengepalkan tangan, dia mencibir. "Kamu tidak bisa membunuhku tapi kamu bisa membunuh orangtuaku!"
"Aku membenci Kaisar. Dia melakukan kejahatan dan membawa penderitaan pada rakyat Yong An. Aku menemukan bukti dan membawanya padanya, berharap dia bisa menyerah secara damai. Tapi dia mengancamku, memintaku untuk berpisah denganmu."
Xie Lian tersentak, dia mengingat permintaan mustahil yang diucapkan ayahnya beberapa minggu lalu. "Jadi karena itu dia.."
"Memintamu untuk membunuhku?"
Xie Lian terkejut, "Bagaimana kamu tahu?"
"Aku mendengarnya." Hua Cheng menjawab dengan sedih. "Istri, aku tahu kamu mungkin sulit untuk mempercayaiku setelah semua yang terjadi. Tapi aku ingin kamu tahu beberapa hal. Aku tidak pernah berniat menghancurkan Xian Le." Dia menggeleng, "Tidak pernah sama sekali."
"Ini Kerajaanmu, tanah kelahiranmu yang sangat kamu cintai. Tapi ketika aku pulang ke Hong, aku baru mengetahui rencana ayah untuk menyerang Xian Le. Mereka siap dengan tenaga maksimal, bahkan menyiapkan lima ratus ribu pasukan. Ayahku tidak menyukai Xian Le karena leluhur kami adalah musuh leluhur Xian Le sejak berabad-abad yang lalu. Namun, setelah mendengar perbuatan Kaisar Xian Le pada orang-orang Yong An, ayahku marah besar dan semakin haus untuk menghancurkan Xian Le di bawah kakinya."
Hua Cheng menghembuskan napas tidak berdaya, "Untukku menghentikan perang, sangat mustahil. Jadi yang ada di pikiranku saat itu hanya satu, yaitu menyelamatkanmu dan Ah Li."
Mulut Xie Lian terpompa, dia berseru marah. "Kamu membunuh ayah dan ibuku sebagai ganti nyawaku?!"
"Aku tidak punya pilihan!" Hua Cheng membalas sengit. Dia menatap Xie Lian dengan mata merah, "Aku mencintaimu, setelah sekian lama tidak ada satu orangpun selain ibuku yang berharga di hidupku. Sekarang hanya ada kamu dan Ah Li. Bagaimana aku bisa membiarkanmu mati?!"
Bagi Hua Cheng, Istana Hong tidak lain adalah tempat yang dingin dan gelap. Di balik kemegahannya, tidak ada satupun hal yang membuatnya bahagia tinggal disana. Dia belum pernah bertemu ibunya, setidaknya dia tidak mengingat wajah wanita itu. Tapi ketika orang-orang istana mendengar seseorang menyebut nama Hua Ling. Sederet kata-kata ejekan terus terlontar dari mulut mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] [END] A Guy With Cold Face (Heavenly Official Blessing FF Modern AU)
FanficPemuda itu sangat tampan dengan rahang tegas dan kulit seputih salju namun tidak pucat. Rambutnya hitam berkilauan dengan poni menjuntai menutupi mata kanannya. Auranya misterius namun disisi lain juga nampak lembut. Benar-benar semurni giok. Xie L...