Villain 0.1 - III

2K 220 5
                                    

Ada sedikit drama sebelum gue bener-bener ditinggal Ayah Bunda di rumah tante. Mereka sampe rela nginep seminggu penuh buat make sure putrinya ini gak akan macem-macem. Terkhusus Bunda yang worrienya udah gak ketulung, Ayah sih masih bisa percaya sama gue.

"Jadi, apa aja rencana Lo selama liburan disini?" Tanya Krystal, sepupu kecil gue yang udah lama gak ketemu.

Kita berdua lagi makan chips sambil buka majalah Vogue edisi terbaru bulan ini.

"Jalan-jalan, nonton bioskop, belanja."

"Itu biasa banget Sy, lagian Jakarta panas terus macet. Lo gak akan sanggup."

"Rekomendasiin kalau gitu."

"Mau?"

"Ya maulah."

"Tapi kita perginya nyelinap waktu Mamih udah tidur, gimana?"

Perasaan gue bilang ada something gak beres sama Krystal.

Tapi,

"Gue pengen nyobain dugem Tal, bisa Lo ajak gue?"

Krystal langsung berdiri dengan spontan ngeliat gue gak percaya.

"Sy, gue sih udah biasa ama kehidupan Jakarta yang keras. I mean Seorang Lo yang alim seriusan mau ikutin jejak gue?"

Yeap.

Diantara cucu kakek-nenek gue, Krsytal adalah yang dicap paling nakal, gak nurut dan hidupnya bebas. Maklum aja, Om itu keturunan Amerika jadi gaya hidup mereka agak beda sama keluarga besar yang mayoritas konservatif. Termasuk keluarga gue.

But, Krystal adalah yang paling bisa ngertiin gue dan gak ngejudge saat yang lain risih ada dideket gue. Krystal menerima gue apa adanya, itulah poin lebih yang gak akan orang ketahui kalau cuma menilai dari sampul.

"Gue serius Tal."

"Ini bukan pemikiran dadakan Lo kan? Atau cuman penasaran sesaat?"

"Ini bukan dadakan dan gue beneran penasaran."

Gue gak kaget sama reaksi Krystal karena ya seperti yang pernah gue bilang, gue terkenal lurus dan penurut.

"Sebenernya sebulan ini hampir full party mau di club atau hotel. Tapi, apa yang bikin Lo mau dugem?"

"Ya, pengen aja."

"Gak mungkin pengen aja. Lo mau apa disana? Minum? Ketemu cowok? Drugs? Tapi yang terkahir gue gak saranin."

"Mana aja yang udah Lo coba?"

"Gue? Semuanya udah."

"Wah! Hebat!"

"Bukan hebat bego! Gue itu gak patut di contoh. Jadi apa yang Lo pengen dari kehidupan malem?"

"Minum? Joged?"

"Lo naif banget Sy,"

"Yes, i am naif! Makanya sekali dalam hidup gue Tal gue pengen nyobain apa yang terlarang buat gue selama ini. Lo tau sendiri gue cuman boneka buat orangtua gue, belum lagi setelah gue pergi ke London gue udah gak bisa ngapa-ngapain lagi."

"Loh? Bukanya di London Lo bisa jadi lebih bebas?"

"Iyah, kalau Ayah gak ikut ke London. Bahkan kerjaan buat gue setelah lulus udah Bunda pilihin, menurut Lo dimana lagi letak kebebasan gue? Gue mulai takut suami gue pun mereka yang pilih. Ini alasan gue liburan di Jakarta bareng Lo."

"Sial. Kasian banget nasib sepupu gue."

Krystal balik duduk dan ngusap punggung gue.

"Jadi, ini bentuk pemberontakan Lo?" Lanjut dia.

"Ya, bisa jadi. Tapi, setelah sebulan ini gue bakal lupain semuanya dan bener-bener jalanin hidup yang udah orangtua gue rancang."

"Ok. Gue emang gak bisa bantu hidup Lo, berhubung ortu Lo juga gak akan ngizinin gue ikut campur. Sy, masih ada 3 Minggu lagi. Gimana kalau 4 hari dalam seminggu kita isi belanja, nonton jalan-jalan dan 3 harinya kita isi party? Gue punya banyak temen, mereka selalu bikin party atau gue bakal ajak Lo ke club rekomen. But..."

"Apa Tal?"

"Janji sama gue, Lo gak boleh mabuk kalau lagi sendiri. Hirauin cowok yang nyoba ngegoda Lo dan jangan pernah nyoba drugs! Serius itu ngerusak Lo."

Gue paham lah apa yang dikhawatirin Krystal, gak usah dijelasin panjang lebar, i know what i have to do.

"Lo boleh minum atau joged, tapi gak sampe mabuk."

"Gimana sama cowok?"

"Oh, honey. Apa sih yang Lo harapin dari cowok ditempat kayak gitu? Mereka semua cuma partner semalem sisanya ya brengsek. Kecuali Lo cuman mau jadiin mereka temen, its ok."

"Lo pernah ngelakuin sex?"

"Hell yes. Gue juga gak saranin ini buat Lo, selain first sex itu sakit, Lo berisiko hamil. Kebayang gak sih bapaknya aja gak jelas yang ada masa depan jadi suram."

"Ok then. Gue cuman bakal nikmatin pesta, joged dan minum gak sampe mabuk."

"Good girl. Pokoknya gue bakal awasin Lo dan samperin gue kalau ada apa-apa."

"Thankyou Tal."

"Sure, honey."

.
.
.

s w i p e - u p
vote and comment yes!

JenakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang