Nouveau 0.2 - XVIII

1K 176 24
                                    

Sore ini bakal ada rapat buat nentuin perusahaan advertising baru untuk garap project iklan.

Gak kayak analisis gue, perusahaan advertising kemarin bahkan gak minta maaf secara resmi dan gak ngebujuk perusahaan gue buat memperbaharui kontrak.

Kejadian kayak kemaren bukan satu atau dua kali pernah gue alamin di dunia bisnis, tapi kebanyakan drama yang terjadi adalah perusahaan lain bakal mohon-mohon buat kembali ke kesepakatan kontrak. Dari sini, biasanya perusahaan gue bakal memonopoli.

Bicara untung rugi, tentu mereka yang kehilangan project gede. Dibanding apa yang gue dapet gak seberapa saat mereka jauh lebih besar harus ngehadepin resiko.

"Kapan Lo mau ke dokter?"

"Minggu depan, Lo mau ikut?"

"Kayaknya gue juga harus periksa deh,"

"Tentu aja, Lo bahkan sekarang udah punya pacar. Maybe you should think about marry too. Gak mau kan Lo nyebar penyakit sama istri Lo nanti?"

"Sejak kapan seorang Nilkensen peduli hal macem gitu?"

"Kalau tentang kesehatan jelas gue peduli. Lo tau kenapa gue selektif milih cewek buat tidur?"

"Karena Lo gak mau punya penyakit?"

"Betul Kai Karda. Diantara seratus cewek yang ngegoda, cuman lima yang berhasil jatuh ke ranjang gue. Disamping itu gue juga selalu main aman, gue gak mau someday satu diantara mereka nyamperin gue dan bawa anak yang bahkan gue gak tau kapan dia lahir dan gimana gedenya."

"Gimana kalau ternyata Za pergi ninggalin Lo karena dia hamil dan diem-diem ngebesarin seorang anak?"

Deug.

Jantung gue serasa berhenti berdetak.

Ya, bullshit kalau gue gak pernah mikirin kemungkinan itu. Tapi, ini kali pertama Kai nyinggung kemungkinan tersebut dan berhasil bikin gue, blank.

"Selalu ada peluang kan? Lagian Lo bilang, cuman sama Za Lo gak pake pengaman."

"Kalau gitu, gue bakal tunggu dia datang. Kita bakal lakuin tes DNA dan saat hasilnya positif anak gue, maka selamat. Itu artinya akhir dari pelarian dia karena gue bakal ngambil that child dan misahin mereka."

"Apa Lo gak terlalu kejam?"

"Itu sebanding dengan apa yang dia lakuin sepuluh tahun ini."

"Well kita gak tau apa yang terjadi, bisa jadi dia emang pergi karena dia punya anak dari Lo atau mungkin dia punya alasan lain. Lagian, kali masih terlalu muda waktu ngelakuin hal itu. Segala pikiran labil lebih mungkin untuk mendominasi."

"Yea whatever. I don't care."

"Or she was die?"

"Maksud Lo?"

"Yang gue baca dari artikel, kalau seorang cewek hamil diusia muda terutama diluar pernikahan, ada beberapa kemungkinan. Dia ngegugurin kandungan dan ngelajutin hidup. Dia ngelahirin bayi itu tapi kemudian, diadopsi orang atau dibunuh atau yah yang paling berani saat dia ngerawatnya sendiri. Terakhir dia bunuh diri karena malu atau dibunuh orangtuanya karena aib."

Bulu kuduk gue merinding, apa Kai gak terlalu berlebihan?

"Lo psikopat."

Jawab gue dan mulai merhatiin objek lain.

"No Sena. Hamil diusia muda itu adalah mimpi buruk buat sebagian perempuan, terutama tanpa suami. Tapi kalau selama sepuluh tahun ini dia gak nyari Lo maka mungkin dia udah ngebuang Lo atau dia memang udah gak ada di dunia ini."

"Can we just stop talk about her. Kenapa Lo suka banget bahas dia depan gue?"

"Karena... Dia satu-satunya topik yang bisa bikin senyum Lo pudar dalam seketika. Oh c'mon Lo adalah orang paling gak gampang terpancing emosi yang gue kenal, tapi nama itu gak pernah berhenti jadi mantra mujarab buat Lo."

"Bloody hell Kai! Liat nanti, apa yang bakal gue lakuin sama pacar Lo."

"Well, i suggest you don't do that atau gue bakal kasih tau dunia siapa Za untuk seorang Sena."

Shit.

"Jangan lupain, publik sangat tergila-gila sama Lo. Itu artinya hidup Lo bakal lebih terusik."

Gue senyum manis dan nuangin Wine untuk Kai.

"Enggak Bro, Lo gak akan ngelakuin hal itu kan?"

"Kita lihat aja nanti,"

"Ow astaga gue lupa, kayaknya gue masih nyimpen list nama-nama mantan Lo. Ah, gimana ya? Apa perlu gue hubungin mereka dan minta samperin pacar baru Lo?"

"Bloody hell Sena! Kenapa Lo selalu berhasil ngancam gue!"

"Karena gue terlalu banyak tahu kekurangan Lo? cheers?"

"Shit. Cheers!"

Kita bersulang dan kembali nikmatin Wine.

Gue udah bertekad dan berjanji sama diri gue sendiri, bahwa gue gak akan biarin siapa pun kembali mengusik hidup gue. Ya, siapapun.

n o t e

Nah loh jadi gimana? 😶

.
.
.

s w i p e - u p
vote and comment yes!

JenakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang