Scappare 0.7 - LXIV

713 167 11
                                    

Pagi-pagi gue udah dapat telpon masuk dari... Zayn.

Dia inget aja kalau gue lagi Portmeirion jadi minta dibawain oleh-oleh, gak peduli dinas atau acara apapun selama judulnya keluar London gue wajib bawain dia hadiah.

"Kaka jangan lupa."

"Hadiah mulu Zayn, kamu mau apalagi sih sekarang?"

"Pokoknya mainan yang bagus, bawa coklat juga."

"Iyah iyah Kaka inget, jagain Bunda sama Ayah. Awas loh sampe nakal disana."

"Enggak akan lah! Aku kan udah gede."

"Kamu jangan main hp mulu, sesekali keluar kamar temenin bunda masak atau nonton. Ngerti?"

"Tapi kan main game lebih asik."

"Yaudah kalau gak mau hadiah,"

"Iyah mau."

"Sama jangan lupa kasih makan Luther, ya!"

"Luther laper gak laper tetep ke dapur ka."

"Makanya jangan biarin kelaparan, nanti habis makanan kamu di kulkas."

"Makanya Kaka cepet pulang,"

"Bawel banget sih kamu Zayn,"

"Kayak Kaka engga aja."

"Iya yah, bisa aja ya bales sekarang."

"Ngomong-ngomong aku baru inget. Om yang ketemu waktu di toilet itu temen Kaka?"

Hah? Siapa?

"Toilet mana?"

"Hotel, waktu jemput Bunda."

Nilkesen anjir.

"Kenapa emang?"

"Dia pernah dateng ke sekolah aku,"

"Apa? Ngapain?"

"Gak tau, aku cuman liat dia sekilas habis itu Bunda dateng."

"Kalau dia ada di deket kamu lagi atau sekitar kamu, kasih tau Kaka ya, inget kasih tau."

"Iya iya, bukan temen ya ka? Kok aku baru lihat?"

"Ga penting, kamu gak perlu tau."

"Dasar nyebelin."

Beep!

Gak sopan dasar.

Gue liat jam di dinding, begitu jarum panjang menuju angka 12 gue segera bergegas nyambut orang-orang yang selesai mancing.

Seperti yang gue bilang kemarin, hari ini bakal ada BBQ.

Nyampe di pantai, bener aja kapal udah menepi. Ada tangkapan ikan yang dibawa, Dae kelihatan sumringah beda sama Chan yang kayaknya sedikit mabuk laut.

JenakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang