Duar!
Duar!
Duar!
Fireworks jadi penanda gue genap berumur 28 tahun saat ini. Berbagai kado dan kejutan gue dapatin, meski sejatinya diusia yang memasuki fase kepala tiga gue gak suka sesuatu yang berlebihan tapi ini better dari pada sendirian di apartemen.
"Kali ini apa Rene?"
Sepupu cantik gue tersenyum geli, dia saling tatap dengan Juno sebelum gue paham apa makna tersembunyi tingkah mereka.
"Kami belikan kamu sesuatu."
"Ok, lalu?"
"Sekarang Lo resmi jadi pemilik salah satu pabrik alat kontrasepsi di Indonesia."
"Hah?"
"Gimana? Ini ide Irene."
"Mengingat betapa sukanya kamu sama sex, maka aku rasa kami juga harus menjamin kesehatan sexualitas kamu."
Kan apa gue bilang, hadiah dari Irene memang anti mainstream. Kalau gue dibeliin satu pack alat kontrasepsi gue masih paham dengan kejahilan mereka, tapi gue geleng kepala ketika harus bikin perencanaan buat pemasukan baru gue ini.
Satu persatu temen gue ngasih kado pada umunya, entah aksesoris, hadiah liburan, dan masih banyak lagi.
"Ini buat Lo,"
"Buku?"
"Barangkali Lo butuh panduan buat jatuh cinta,"
Simple man. Tapi gue gak ngerti kenapa harus buku tentang panduan kayak gitu yang seorang Kai Karda kasih?
"Thankyou."
"Pacar Lo gak datang Kai?"
"Dia ada pemotretan, btw dimana Zessy?"
"Dia di kamar," sahut gue.
"Gak ikut ngerayain?"
"Gak mungkin dia mau."
"Bener juga."
Obrolan singkat kami selesai, berganti pesta meriah dengan dentuman musik DJ terkenal.
Gue minum banyak sampanye meskipun gak sampe mabuk, semua orang tertawa dengan lepasnya.
Acara benar-benar meriah.
"Sena, i want you tonight." Bisik salah seorang perempuan disamping gue.
Well, kalau gue lihat dengan seksama dia sangat memenuhi kriteria perempuan yang gue sukai. Jadi, mana mungkin gue tolak?
Gue mengangguk, tersenyum lalu kami berciuman.
Di tengah kemeriahan pesta, Juno dan Kai ngedorong gue masuk ke kolam.
Hollyshit, ini sangat dingin.
Sebagai ganti, gue balas mereka satu per satu. Kami semua pun basah kuyup.
Sesekali gue menghisap tembakau di tangan, masih dengan banyak perempuan di sekeliling gue.
"Sena, i wany you right now." Bisik perempuan tadi, dia nyoba ngasih pesan-pesan seduktif.
"Aku pengen mandi dulu, tunggu sebentar habis itu aku bakal ke kamar kamu."
"Kita bisa mandi bareng,"
"Mm, aku pengen berendam air hangat juga."
"Dan kita bisa ngelakuin hal itu disana,"
"Jangan bikin aku mengulang perkataan."
"Oh, aku pasti bakal jenuh."
"Bersihkan diri kamu juga, aku gak akan tidur dengan perempuan kotor."
"Padahal kita bisa ngelakuin itu bersamaan,"
"Engga sayang,"
Gue nyium bibirnya sebagai penanda akhir percakapan, gue pun pergi ke kamar untuk berendam.
Setelah menunggu sepuluh menit dan air di bath up terisi penuh, gue masuk lalu duduk didalamnya.
Orang-orang masih sibuk berpesta sementara gue, entah kenapa merasa jenuh dan lelah. Padahal tadi gue sangat bersemangat.
Hanya diam dan menikmati aroma terapi.
Klik.
Shit.
Rupanya perempuan tadi cukup keras kepala.
"Maaf ganggu."
Gue terkesiap, tanpa sadar bangun dan memastikan suara itu.
"Lo salah masuk kamar?"
"Enggak, gue sengaja nyari Lo,"
"Ada apa?"
"Gue gak bisa tidur,"
"Lalu?"
"Jadi gue putusin untuk ngobrol sama Lo, lagipula kamar Lo gak terkunci, selesai berendam gue tunggu Lo diruang tamu."
"Disini,"
"Eh?"
"Kalau mau ngobrol disini, gue gak akan pergi ke ruang tamu."
"Lo bener-bener mesum."
"Gue rasa Lo lebih mesum lo, berani ngintip orang lagi berendam."
"Gue gak ngintip,"
"Faktanya Lo tetep masuk,"
"Ok whatever."
"If you wanna talk, let's talk. But here not there."
Za terlihat diam, mungkin dia lagi mikirin sesuatu.
"Come and join, berendam air hangat ngebantu Lo lebih mudah tidur."
Lama Za cuman ngelihatin gue tanpa bergeming, ya, anggaplah gue mesum tapi gue dalam posisi nyaman untuk gak beranjak lagi pula setelah ini gue masih punya agenda.
"Comehere Za."
n o t e d
Apakah Za akan ikut gabung atau tidak?? Kita lihat di last chapter ένα!
s w i p e - u p
vote and comment yes!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenaka
Фанфик𝙨𝙩𝙖𝙩𝙪𝙨 : 𝙤𝙣 𝙜𝙤𝙞𝙣𝙜 Para pendosa. start; June, 08th 2019 fin; © cafami 2019