"krystal ada project di Italia."
"Jadi?"
"Kami akan tinggal di sini selama beberapa bulan kedepan,"
"Itu bukan berita,"
"Oh come on, apa Lo gak bahagia kita bisa reuni lagi?"
"Nope,"
"Lo terlalu dingin Sena, tapi gue tau sebenernya Lo butuh gue. Its ok, gue paham kok."
"Selain besar kepala mungkin sifat gak tau malu Lo bisa kita diskusiin sama psikiater,"
"Oke gue diem."
Jalanan Milan lenggang, gue baru balik kantor saat Karda nodong gue di lobby dan sekali lagi ingin kembali berkunjung.
Sejujurnya gue udah nolak bahkan mengancam tapi memang sifatnya yang gak tau malu layak dipertimbangkan. Gue pun menyerah, terserah dia.
Kami melewati toko baju dan makanan, sejenak gue inget kalau tadi pagi Sy belum sarapan ditelpon juga dia bilang belum makan siang, mungkin camilan roti bisa bikin mood makannya kembali karena setau gue dia memang lagi susah makan.
"Kita berhenti di toko roti itu," Tunjuk gue ke salah satu gerai roti ternama di Milan.
"Ngidam, eh?"
Tanpa peduli ocehan Karda gue turun, masuk dan memilih sendiri roti yang Sy Sukai.
Mengitari etalase, beberapa roti gue keranjangi sementara yang lainnya sedang menunggu matang dari oven.
"Apa ninggalin gue jadi hobi Lo?"
"Apa buntutin gue jadi hobi Lo?"
Wajah masam Karda menutup perbincangan kami. Gue masih duduk di salah satu meja sementara Karda ngeluarin smartphone dan mulai bermain dengannya.
Beberapa menit berlalu, Karda tiba-tiba menepuk pundak gue.
"Apa?"
"Gue kayak gak asing sama cewe itu, kayak kenal."
"Mana?"
"Itu, cewe yang deket pintu."
"Rambut pendek?"
"Iyah bener."
Siapa ya nama perempuan itu? Kalau gak salah gue pernah ketemu dia, tapi dimana? Apa dia ke Italia buat ketemu Sy? Atau dia ada urusan lain? Terpenting... apa gue harus kasih tau Sy kalau ada temennya di sini? Um, mungkin itu pilihan yang baik, mengingat Sy pasti kangen lingkungannya setelah beberapa bulan tinggal di Italia.
Gue berdiri, seirama dengan roti gue yang juga udah matang.
Sambil jalan ke arah pintu, gue berniat untuk menegur temen Sy, barangkali gue bisa ngasih tau dia kalau Sy lagi ada di sini.
Baru gue mendekat, perempuan itu menjauh ke arah jalan, kemudian... I don't know apakah cowok itu pacarnya atau bukan but mereka pelukan lalu ciuman.
"Eh, wait... bukannya itu?"
"Karda, bukannya dia Wendy?"
"Right! Dan, cowok itu... Juanpa?"
"Um?"
Sebentar, Juanpa kan tunangan Sy.
Gue perhatikan dengan seksama, lebih teliti gue lihat dan shit dia bener-bener Juanpa tunangan Sy.
Astaga!
Mereka selingkuh?
Bloody hell!
Gue segera bergegas, tapi Karda justru nahan tangan gue.
"What!"
"Apa Lo gak ngerasa ini kesempatan?"
"Apa maksud Lo?"
"Ambil foto mereka dan jalan Lo dengan Zessy akan semakin besar."
Gue menatap Karda dengan bingungnya, sementara dia justru begitu mantap.
"Sekarang atau gak sama sekali."
.
.
.s w i p e - u p
vote and comment yes
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenaka
Fanfic𝙨𝙩𝙖𝙩𝙪𝙨 : 𝙤𝙣 𝙜𝙤𝙞𝙣𝙜 Para pendosa. start; June, 08th 2019 fin; © cafami 2019