"Sena Nilkensen, jadi girls kalian udah ready for this fun fact?"
"Ya Karda, kita siap. Ayo cerita, ayo."
Dalam satu meja bundar, ada gue, Jun dan Kai beserta para gadis malam ini di pesta meriah temen kita.
Kai kayaknya seneng banget bisa nyerang gue, buktinya dia sama sekali gak berhenti ngoceh dan bikin para perempuan histeris untuk sekedar tahu sisi tersembunyi dalam diri gue.
"First, dulu pernah ada cewek yang cinta mati sama Sena. Dia ngancam bakal lompat dari jembatan kalau mereka gak nikah, you know lah, rahasia tentang ranjang Sena memang bukan isapan jempol."
Sebenernya gue risih, meskipun gue masih dengan tenang menikmati Wine. Sementara disudut lain, Jun mulai tersenyum sinis seolah menang atas sesuatu.
Ok Brother, silahkan mulai permainan dan bakal gue akhiri secepat mungkin tanpa kalian sadari.
"Cewek itu tergila-gila hingga akhirnya dia lompat dari jembatan dan masuk ke sungai deras, beruntung dia selamat tapi apa yang Sena lakukan? Dia gak peduli dan memilih pergi. Cewek lain ngelukai tangan dan pamer depan Sena darah yang mengalir but lagi-lagi Sena gak peduli. Lebih parah, ada yang nyoba nembak kepala sendiri depan Sena, beruntung yang satu ini Sena gak pergi begitu aja tapi berusaha nyelamatin lalu setelah itu dia kembali pergi dan gak peduli. See? Girls, when Sena said he give you a chance it means just one and only, think about it again. Together with him but you will get hurt or go but you will curious. But, honestly semua gak berlaku untuk seorang Za."
"Hah? Siapa dia Karda? Apa hubungan dia sama Sena?"
"Jangan bilang, dia wanita istimewa Sena?"
"Za? Aku baru denger namanya."
"Ya, kerasa asing kan?"
"Sena, siapa Za? Kamu sekarang udah punya pacar."
"Oh No no girls, jangan buru-buru berasumsi. Sena masih single seengaknya entah sampai berapa bulan lagi."
Jun dan Kai ketawa dengan puasnya, ok, sebentar lagi giliran gue tiba.
"Seorang Sena Nilkensen terluka parah dan rela menabrakan mobil kesayangannya hanya untuk menyelamatkan perempuan? Apa Za seberharga itu, Sena?"
Jun... sebagai sepupu yang baik gue bakal terima permainan dia, dengan senang hati.
"Gue denger Lo berhasil ketemu Za?"
"Yap dan tanpa penolakan."
"Wow, sounds good."
"So how about that story, between you and hers?"
"As my promise. We meet again for the first time because our job. I never imagine on that afternoon, girl who walking from the door is Za." Dengan tenang gue bercerita sambil menggenggam segelas Wine. "You know, for a moment i am shock. Cause that not thinkable. I never meet hers for a long time."
"And what happened?"
"We talk each other. But, She doesn't ask apologize or look regret. So i give hers suggestion."
"What suggestion?"
"To Suicide."
"Bloody hell, Sena."
"Look, point' of this story is Za really did what i said. She suprising me. I am enjoy it cause she really entertaining..."
"Entertaining?"
"She look ridiculous Jun but funny too and you know what happened after that."
Ekspresi orang-orang di meja mulai berubah, tawa mereka pudar seolah habis ngedenger cerita psikopat.
"Kalian kenapa?"
"Lo berdua, bener-bener gila."
Itulah kata yang Jun ucapkan sebelum akhirnya memilih pergi ninggalin meja.
Hm, udah gue bilang permainan ini bakal gue selesaikan dengan cepat. Gue kembali nyender di kursi dan menyesap Wine.
Itu baru 1% yang mereka tahu tentang Za, See? Bukan cuman gue yang ngerasa semua ini gila, bahkan Juno pun demikian.
.
.
.s w i p e - u p
vote and comment yes!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenaka
Fanfiction𝙨𝙩𝙖𝙩𝙪𝙨 : 𝙤𝙣 𝙜𝙤𝙞𝙣𝙜 Para pendosa. start; June, 08th 2019 fin; © cafami 2019