Scappare 0.7 - LXII

755 165 6
                                    

Karena masih di Inggris, meskipun lumayan jauh dan pergi ke pinggir pulau jadinya gue gak terlalu bawa banyak barang.

Koper kecil dan tas ransel menemani kepergian kali ini bareng Chan.

Dari stasiun kereta kami sengaja nyewa jasa mobil pribadi, alasannya karena privasi lagi pula masuk ke desa pasti jarang ada kendaraan umum.

Tante Esa, udah lama banget gue gak denger nama beliau. Mungkin semenjak pindah ke London, gue udah jarang nanya kabar orang-orang di Indonesia bahkan keluarga besar pun cuman kumpul tiap Christmast atau hari raya lainnya.

"Lo cape?"

"Enggak,"

"Istirahat aja dulu, Lo tidur nanti kalau udah sampe gue bangunin."

"Iyah Chan, btw Lo gak apa-apa cancel penerbangan?"

"Untungnya ada yang gantiin, gue sempet kena semprot sih. Tapi ya, dari pada Lo berangkat sendiri?"

"Padahal gue baik-baik aja,"

"Emang apa sih yang terjadi waktu Lo di Yatch?"

"Gak ada,"

"Serius gak ada?"

"Serius,"

"Yaudah kalau Lo gak mau cerita, ngomong-ngomong kata Wendy dia pengen main bareng habis pulang dari sini."

"Padahal ajak aja Wendy kesini, gue gak masalah."

"Jangan... gak apa-apa, biar ini jadi liburan kita berdua."

"Wendy tegar banget ya ngadepin kita, padahal dia orangnya ambisius gak mau ngalah tapi sekarang berubah total,"

"Namanya juga sayang, punya sahabat macem Lo mana mungkin rela dia tinggalin."

"Sorry ya Chan, gue jadi keingetan waktu Wendy suka sama Kai. Dia bilang dia sampe ngehalalin segala cara buat jadian, i mean Lo jangan nelen secara bulat ucapan gue."

"Its ok, lagi pula kemudian gue datang lalu ngerusak hubungan mereka. Sebutlah gue egois dan ngerebut Wendy tapi ya gue gak bisa menghindar untuk bilang i am in love with her."

"Semua orang berubah dan hidup terus berjalan, Lo harus bertahan sama Wendy. Rintangan kayak gue harus bisa kalian lewatin, paham?"

"Gue akan selalu nunggu kabar kebahagiaan Lo tiba dan jadi lelaki pertama yang tersenyum atas senyuman penuh kegembiraan Lo."

"Gue harap itu bukan cuman mimpi,"

"Kita gak pernah tau apa yang bakal terjadi,"

"Hm and now i am sleepy."

Perbincangan kami selesai kala mata gue terpejam dan gak lagi sadar dengan sekitar.

Entah berapa lama waktu yang berlalu, gue bangun dan melihat ke sekitar.

Chan gak ada di samping, gue sendirian di dalam mobil.

Begitu gue sepenuhnya menganalisis gue sadar lagi ada di pom bensin. Alhasil gue pun keluar buat memenuhi panggilan alam yang mulai kerasa.

"Sy?"

Ah, itu Chan dia baru dari mini market.

"Gue pengen ke toilet Chan,"

"Mau gue temenin?"

"Gak usah,"

"Ok, ada makanan yang mau Lo beli gak? Gue tadi habis beli camilan tapi takutnya Lo gak suka jadi biar gue masuk lagi nyari yang Lo pengen."

"Air mineral, itu aja."

"Yaudah, nanti Lo langsung ke mobil ya."

"Iya Chan."

Gue pun beranjak dan menyelesaikan urusan.

Setelah beberapa menit, gue balik mobil tapi yang gue lihat... sebuah pemandangan cukup aneh.

"Kenapa Chan? Lo baru isi bensin kan?"

"Iyah Sy, tapi ban mobilnya bocor."

"Oiyah? Emang gak sempet Lo Chek? Kayaknya disini juga gak ada bengkel."

"Serius?"

"Beneran gue gak lihat,"

"Hm, gimana kalau Lo hubungi anak Tante Esa?"

"Minta dia jemput?"

"Iyah, ini udah mau malem Sy. Jalanan desa biasanya sepi."

"Ok gue telpon ya,"

Gak perlu nunggu lama, panggilan pun berlangsung. Gue dengan ramahnya nyapa dan minta bantuan, dia bilang ok dan bakal segera datang.

"Sy,"

"Kenapa Chan?"

"Kita tunggunya di mini market yu,"

"Gak disini?"

"Disini agak sepi,"

"Yaudah ayo,"

Gue jalan sama Chan, hampir mau nyampe gue baru keingetan botol air mineral ketinggalan. Kata Chan gak apa-apa gue disuruh beli baru tapi gue gak mau.

Yaudah gue balik lagi,

Pas balik, air mineralnya jatuh udah tergeletak di tanah. Beruntung masih disegel jadi its ok.

Tapi bentar,

Kok ada yang aneh?

Ban mobilnya, eh?

"Sy udah?"

Gue ngeliat Chan sama ban mobil bergantian, jarak kami emang gak terlalu jauh. Gak butuh waktu lebih lama gue samperin Chan.

"Kotor Sy minuman Lo,"

"Masih disegel kok,"

"Gak akan yang beli baru?"

"Gak usah."

"Yaudah,"

"Chan?"

"Hm?"

"Kok ban mobil kita kayak ada yang nusuk sih?"

"Eh?"

"Itu dibocorin sengaja kan? Mirip bekas benda tajam."

"Iyah Sy, kayaknya banyak orang jahil disini."

Mm, pantes Chan minta kita nunggu di mini market.

Gue gak mau memperpanjang, jadi kami gandengan sambil nenteng camilan dan dorong koper pergi ke sisi dimana cahaya dan orang-orang lebih banyak berkumpul.

s w i p e - u p
vote and comment yes!

JenakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang