Sviðinu 1.0 - XCVII

606 133 18
                                    

Gue gak pernah dipermainkan perempuan, mungkin gue adalah pelaku jika memang topik ini diangkat. Wajah naif Sy menodong gue lagi-lagi dengan harapan yang mungkin harus gue keluarkan kalimat mujarab agar bisa memenuhi keinginannya yang sama sekali gak pernah gue mengerti.

Ada apa dengan Zessy Athea?

Situasi ini serius, gue tau dari raut wajahnya yang gak menurun untuk mencairkan suasana.

Status memang gak pernah jadi perdebatan panjang dalam hidup gue, selama semua yang gue butuhkan dan inginkan terpenuhi gue gak akan memaksa apa pun dengan siapa pun.

Tapi, siapa Wendy?

Kepala gue terasa mau meledak, Sy berhasil bikin gue seolah jadi barang.

Well, gue menarik lalu menghembuskan nafas perlahan lalu balas menatap dia dengan senyuman khas yang gue miliki.

"Wendy?"

"Lo pernah ketemu dia,"

"Di pesta pertunangan Lo?"

"Ya,"

"Kompensasi apa yang berani Lo kasih? Gue gak ngelakuin semua hal dengan cuma-cuma Zessy."

"Apa yang Lo inginkan?"

"You,"

"Having sex with me?"

"Lo harus bercerai sama Juanpa dan kembali pada gue."

"Apa?"

"Kalau Lo pikir gue cuman menginginkan sex sejak awal pasti udah gue lakuin, gue punya banyak cara."

"Gak bisa Sena."

"Terserah pada Lo kalau gitu,"

"Lupain aja, gue gak serius."

Pelukan Sy melonggar seirama dengan dia yang membelakangi tubuh gue.

Hup!

Tapi gue menarik lengannya, mencegah dia pergi.

"Berhenti mainin gue,"

"Gue gak mainin Lo,"

"Sejak awal gue ikut semua permainan yang Lo rancang, lalu sekarang?"

"Kompensasi Lo terlalu besar!"

"Kemudian gimana sama gue yang harus nikahi cewe asing?"

"Wendy gak asing!"

"Untuk Lo!"

"Gak usah diterima kalau Lo emang keberatan."

"Zessy Athea, sebenernya apa yang Lo cari dari gue?"

"Bukannya Lo yang kembali datang ke kehidupan gue?"

"Gue udah menjauh dari diri Lo sejak kasus teror selesai, gue gak pernah ngehubungi Lo."

"Itu, i, itu karena gue butuh bantuan Lo!"

"Lalu kenapa Lo bersikap diluar batas?"

"Lupain Sen, gue gak serius. Sorry."

"Ok kalau gitu, gue punya satu pertanyaan buat Lo."

"Apa lagi?"

"Lo jatuh cinta sama Juanpa?"

"Ha?"

"Jawab Sy,"

"Memang kita butuh cinta dalam pernikahan?"

Gue diam, wajah kesal Sy lambat laun berubah jadi sebuah penyesalan yang mulai gue curigai. Bloody hell, kalau ini cuman pernikahan yang diinginkan orang tua Sy harusnya diakhiri sesegera mungkin.

Juanpa jelas selingkuh, sementara Sy ragu sama perasaanya lalu gue ditumbalkan entah untuk tujuan apa.

Sejak kapan gue punya cerita serumit ini?

"Kita bahas ini besok lagi, ayo tidur."

"Sy,"

"Um?"

"Bukan kah hubungan kita ini namanya perselingkuhan?"

"Ha?"

"Seorang cewek yang udah bertunangan tinggal seapartmen dengan cowok lajang,"

"Kita cuman temen,"

"Juanpa gak berbeda dengan kita,"

"Apa maksud Lo?"

"Gue ngeliat Juanpa ciuman sama seorang perempuan di toko roti tadi sore,"

"Lo salah lihat orang,"

"Gue belum selesai,"

"Chan gak mungkin selingkuh!"

"Kenapa gak Lo akhiri semuanya, di antara kita gak ada yang lebih baik."

"Berhenti Sena,"

"Gue bisa bikin Lo bahagia,"

"Berhenti! Gak ada yang bisa bikin gue bahagia, di dunia ini semua hanya lelucon!"

n o t e d

atmosfirnya serius anjir :( mohon sabar ini  ujian ✌️

.
.
.

s w i p e - u p
vote and comment yes

JenakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang