Mobil sampai di jalan gelap dan penuh pohon di sisi kanan-kiri.
Jantung gue berdegup gak karuan.
Apa yang Za lakuin di gunung? Kenapa dia lari ke arah sepi kayak gini? Kemana Za sebenernya pergi?
Tanki besin habis, gue terpaksa menepi dan keluar. Sepanjang yang bisa gue lihat adalah, gelap.
Kemana gue harus mulai kembali nyari? Kenapa gue bisa kehilangan jejak dia?
Shit.
Berbekal pistol dan HP, gue mulai menjelajah.
"Za? Where are you?"
Lambat gue berjalan, semak dan pohon mempersempit arah pandangan. Gue sedikit bingung tapi beruntung disini masih ada sinyal.
Panggilan keluar, gue coba.
"Tumben Lo telpon?"
"Kai gue butuh bantuan Lo."
"Ada apa?"
"Sesuatu yang serius, Lo lagi sama Krystal gak?"
"Ada ada, tunggu sebentar."
Sekitar satu menit gue tunggu, selagi nyari Za yang masih gak keliatan batang hidungnya.
"Kenapa Nilkesen?"
"Lo tau kemana Za hari ini?"
"Maksud Lo?"
"Zessy, apa dia sempet bilang sama Lo mau kemana?"
"Enggak, gue terkahir chat dia tadi siang."
Ah, iya gue jadi keingetan sesuatu.
"Ksrytal, apa beneran ada orang yang lagi ngebahayain nyawa Zessy akhir-akhir ini?"
"Astaga! Ada apa Nilkensen? Sy kenapa? Ini pasti karena dia keluar rumah sendirian. Gimana dong? Apa kita lapor polisi aja? Gue gak mau dia sampe kenapa-napa. Ya Tuhan badan gue lemes."
"Tolong kasihin telpon ke Kai."
"Ya Sen?"
Begitu sambungan balik ke Kai, gue langsung jelasin keadaan dan minta kirim anak buah ke tempat gue berada. Hanya menghindari kondisi terburuk.
"Gue mau nyari Za lagi, kalau sampai matahari terbit gue gak nelpon Lo, segera kirim, paham?"
"Ok ok, Lo tenang aja gue bakal handle."
Gak kehabisan waktu, ini bahkan udah mau pagi. Semoga dia masih bisa bertahan.
n o t e d
Gue pribadi suka genre kaya gini wkwk
.
.
.s w i p e - u p
vote and comment yes!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenaka
Fanfiction𝙨𝙩𝙖𝙩𝙪𝙨 : 𝙤𝙣 𝙜𝙤𝙞𝙣𝙜 Para pendosa. start; June, 08th 2019 fin; © cafami 2019