Pagi-pagi buta gue bangun, sial.
Tim advertising request untuk pemindahan jadwal meeting dikarenain lead tim mereka yang mendadak punya keperluan.
Ini gak profesional dan habis rapat gue bakal tegur dia.
Sampai di hotel, ruang meeting udah dipenuhin orang yang berkepentingan.
Gue senyum ramah nyapa mereka. Lalu lanjut duduk dan siap untuk mulai rapat.
"Kalian udah pada sarapan kan?"
Satu diantara mereka senyum dan ngejawab pertanyaan gue dengan gugup.
"Lalu?"
Jelas ada sesuatu yang gak beres, ketika raut wajah mereka terus-terusan terlihat ketakutan.
"Maaf Mr. Nilkensen, lead tim kami sepertinya akan terlambat tiba."
Oh my God. Gue baru sadar mereka cuman berempat, dengan tiga cowok dan satu cewek.
Gue udah banyak berkorban, bahkan dia sendiri yang minta pindah jadwal tapi dia tetep telat?
Selain gak punya etika gue bisa pastiin, dia bikin gue gak mood buat ngelanjut project ini.
"Dia udah sampai di Itali kan?"
"Sudah. Mm, ada sedikit insiden."
"Apa?"
"Beliau terjebak macet karena mengendarai transportasi umum."
Bener-bener gak disiplin.
"Apa harus staff perusahaan saya jemput?"
"Maafkan kami Mr. Nilkensen. Kami sangat menyayangkan insiden pencurian mobil pribadi beliau."
Itu gak bisa jadi alasan, apa pun yang terjadi kita semua harus profesional.
"Kita cancel project ini. Makasih buat kalian semua yang udah datang, saya sangat mengapresiasi. Tolong sampaikan pesan untuk atasan kalian, selamat kecerobohan dia berhasil mengantarkan kalian semua pada kesalahan fatal."
Percayalah wajah gue tersenyum ramah waktu ngeluarin semua kata-kata itu.
Gue pergi.
Mereka bener-bener bikin gue buang waktu dengan percuma.
Sial.
.
.
.s w i p e - u p
vote and comment yes!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenaka
Fanfiction𝙨𝙩𝙖𝙩𝙪𝙨 : 𝙤𝙣 𝙜𝙤𝙞𝙣𝙜 Para pendosa. start; June, 08th 2019 fin; © cafami 2019