Sekembalinya dari toilet, gue dapat sambungan telpon dari Kai.
Reject.
Gue jalan, balik menuju kerumunan pesta. Sebentar gue mau hirup nafas panjang dulu.
Fyuh.
Menghadapi para perempuan yang selalu berharap bisa sedekat mungkin dengan gue kadang kala cukup bikin kewalahan. Setulus hati gue suka mereka, memuja lekuk tubuh bahkan pesona setiap dari perempuan itu, tapi... sebagai manusia tetep aja gue butuh istirahat.
"Sena, Lo tertinggal pertunjukan."
Mata gue refleks noleh setelah tepukan ringan Juno mampir di pundak.
"Apa Jun? Irene datang kesini?"
"Serius? Lo nanya tentang Irene? Ini bukan tentang kekasih gue."
"No Jun, saudari kembar Lo belum resmi jadi kekasih Lo. Haruskah gue juga ikut ngebuktiin?"
"Ya ya, tapi gue yakin niat Lo bakal padam setelah lihat itu,"
Arah mata Juno gue ikutin dan senyum di wajah pun seketika pudar.
"Sejak kapan, seorang Za masuk dalam circle kita? Apa ini ulah Lo Sena? Semakin pengen deket dengan Za rupanya."
Gue kaget, lagi-lagi Za berhasil bikin gue cuman diem gak bergeming.
"Terpukau, eh?"
"Ngapain dia disini?"
"Sapa dia kalau Lo penasaran. Lagi pula ini pesta, tuan rumah berhak undang siapa pun."
"Siapa diantara temen kita yang kenal dia, Jun? Berhenti pura-pura, Lo pasti tahu sesuatu."
"Maybe."
"What?"
"Lihat itu," gue kembali ngelakuin apa yang Juno instruksikan tanpa haus untuk bertanya, "Lelaki yang baru aja datang dan ngegandeng Za. Bukannya dia orang yang sama yang bikin our Kai Karda ngamuk seharian dan gak terkendali?"
"Ah, iya dia. Lelaki yang ngambil pacar Kai beberapa tahun lalu."
"Wah, ingetan Lo masih bagus juga dan disinilah dia sekarang, sebagai calon tunangan Za. Gue denger mereka bakal ngelangsungin pertunangan ditahun ini."
Hm.
Di usia kami, memang seharusnya sudah matang untuk membangun hubungan serius. Gue gak munafik untuk sekedar berpikir barangkali Za udah lama menikah. Tapi, gue tetep terkejut denger kabar tadi sekali pun bukan urusan gue juga.
"Dia bukan tipe perempuan penjunjung feminisme fanatik. Menurut Lo apa mungkin dia gak akan nikah? Dia sama kayak perempuan di luar sana, Lo gak berhasil ngintimadasi gue Jun."
"Look Sena. Juanpa berhasil bikin sisi paling buruk Kai bangkit dengan menyeramkannya dan gue akan menunggu giliran Lo tiba. I know Za bukan sekedar perempuan biasa untuk Lo."
"Lo salah besar, lihat ini."
Gue jalan ke depan begitu gue lihat, ternyata Irene juga datang dengan gaun malam indah di tubuhnya.
"Hai, baby."
"Hai, Sena." Kami saling berpelukan sebelum akhirnya saling menempelkan pipi bergantian. Gue senyum, begitu lihat Jun di ujung sana kebakaran jenggot. "Kamu lihat Jun, Sen? Aku tau ini kedenger childish tapi Mommy minta aku awasin Jun selama di pesta."
"Dia aman Rene, aku bakal jagain dia."
"Nice, karena aku lebih pengen menikmati pesta dari pada harus ngelihat tingkah dia semalaman."
"O, oh tunggu." Tahan gue di pinggang Irene begitu dia mau pergi, "Can you help me, please?"
"Sure Sena, everything for you."
"This is the reason why i like you,"
Irene senyum dengan balasan dari gue tentunya.
n o t e d
Hai semuanya, mohon maaf gue gak bisa update sesuai jadwal. Mudah mudahan kedepannya bisa stabil lagi, terus gue mau bilang kalau nyampe chapter 40 keatas gue bakal turunin jam publish jadi jam 9 semoga fixnya jam segitu. Jangan lupa komen dan vote ya, karena itu moodboster banget buat gue lanjut nulis, makasih sudah support 💖
.
.
.s w i p e - u p
vote and comment yes!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenaka
Fanfiction𝙨𝙩𝙖𝙩𝙪𝙨 : 𝙤𝙣 𝙜𝙤𝙞𝙣𝙜 Para pendosa. start; June, 08th 2019 fin; © cafami 2019