Vilain 0.1 - IX

1.2K 193 19
                                    

Krystal dari kemarin gak pulang ternyata. Beruntung, jadi gak ada yang nanya-nanya. Tante sendiri gak sadar gue pergi dari semalem. So, hari ini gue mau istirahat dan tidur seharian.

Seengaknya sampe jam lima sore gue tidur, krystal pulang.

Sesuatu yang gue anggap rahasia akhirnya terbongkar juga.

Gue sadar tapi gak sepenuhnya sadar buat nutupin semua kissmark dari Nilkensen. Jelas aja hampir sebadan-badan gue penuh sama bekas ciuman dia.

Krystal ngintrogasi gue, pertanyaan sama terus diulang karena dia gak percaya.

Intinya gue ngaku kalau gue udah gak perawan, buktinya bagian sensitif di bawah masih kerasa ngilu dan gak nyaman. Belum lagi tanda kemerahan di tubuh gue, mau ngeles kayak gimana coba? Susah.

Gue juga bilang kalau Nilkensen orangnya, berkali-kali gue yakinin dia ini adalah pilihan gue dan gue sendiri gak tertarik buat masuk dalam hubungan lebih lanjut.

Alasan gue bikin Krystal lebih bisa nahan emosi dan gak uring-uringan.

"Ini yang paling inti. Kalian pake kondom kan?"

Anjir Iyah, gue baru sadar.

Gue mulai panik dan nyoba nginget semua kejadian tadi malem, tapi hell gak ada adegan dia atau gue sendiri pake kondom.

Gila!

"Gue gak inget."

"Mampus!"

Jantung gue deg-degan, mana dua minggu lagi gue berangkat London.

Apa pun yang terjadi gue gak boleh hamil.

"Gimana dong?"

"Kita beli testpack."

"Tapi Tal, buat tau gue positif atau negatif itu harus nunggu dua Minggu, sedangkan dua Minggu lagi gue berangkat."

"Aduh Zessy! Kok bisa sih Lo seceroboh ini?!"

Gue diem, ya habis mau gimana lagi? Gue juga bingung.

"Kalau Lo beneran hamil gimana?"

"Gak tau."

"Gue yakin om sama Tante bakal marahin lo habis-habisan."

"Iyah gue juga takut."

"Atau Lo bakal gak diakuin jadi anak?"

"Jangan ngomong yang aneh-aneh lah Tal."

"Terus gimana dong, emang lo berani aborsi? Bayi loh Sy, bayi. Nilkensen juga gak mungkin mau tanggung jawab apalagi kalian cuman ketemu sekali."

"Enggak lah! Gue juga gak mau nikah sama dia."

"Terus gimana caranya biar Lo gak hamil?"

"Gimana lagi? Kita cuman bisa nunggu sampe dua Minggu kedepan."

"Lo gila Sy! Kalau di London ternyata Lo hamil gimana? Lo gak tinggal sendirian disana, gak ada yang bisa Lo tutupin."

"Aduh, gue gak tau tal gue bingung."

"Kalau Lo dinikahin sama kenalan Tante om gimana?"

"Enggak gue gak mau."

"Kita harus nyari solusi Sy, bukan cuman diem dan nunggu."

"Atau kita pergi ke dokter kandungan?"

"Buat aborsi?"

"Buat ngecek."

"Percuma, kayak yang Lo bilang proses pembentukan janin butuh dua Minggu."

"Tal gue gak boleh hamil, gue gak mau."

Air mata mulai keluar, gue banjir gak bisa ngebendung satu kesalahan fatal.

Tadi malem gue terlalu hanyut sampe gak bisa mastiin gue main aman atau engga.

Tapi serius, gue gak boleh hamil.

Apapun yang terjadi gue gak boleh hamil.

n o t e d

Seulgi hamil gak ya? 😲

.
.
.

s w i p e - u p
vote and comment yes!

JenakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang