84. Leave It To Me

190 30 58
                                    

   "Tapi kau tidak perlu khawatir lagi pangeran. Kami sekarang disini untuk menyelamatkanmu!" Kata Sanda yang melihat ke arah musuh dengan gaya yang sangat gagah seperti layaknya seorang jendral sejati.

   Sekarang keadaan sudah berbalik
Sanda, Kizuna, Clara dan juga Alice sudah sangat siap melawan musuh mereka dengan keyakinannya yang sangat tinggi, terlihat dari eskpresi mereka masing - masing, Sanda yang menatap musuhnya dengan gaya yang gagah seperti jendral sejati, Kizuna dengan tatapan seriusnya, Alice yang tersenyum melihat para musuhnya dan Clara yang memasang tatapan dinginnya yang begitu tajam.

   'Aku mengerti. Jadi dia tidak asal bertindak bodoh. Tadi...... Dia sempat memasukan sebelah tangannya ke saku celananya, aku yakin dia berusaha mencoba meminta bantuan Four Quen lewat ponselnya. Aku tidak percaya si bodoh itu memikirkan semua ini, ditambah lagi dia mencoba mengulur waktu dengan menahan serangan buas mereka, dia benar - benar gila' (Kata Lia dalam hati yang tersenyum).

   Ditengah - tengah kedamaian yang menyelimuti Anugrah dan kawan - kawan, Rena diam - diam membidik Anugrah tepat diwajahnya, dan kali ini ujung senapan itu tidak menggunakam peredam suara.

   "DOR!".

   "Srup".

   Tembakan Sniper memiliki akurasi dan kecepatan tembak yang tinggi, tapi tembakan itu ditangkap dengan mudah oleh Clara yang hanya menggunakan dua jarinya saja, bahkan ia tidak perlu berbalik melihat lawannya itu.

   "Apa?!" Rena langsung terkejut melihat tembakannya itu berhasil ditangkap dengan mudah.

   Lalu, dengan tatapan dingin yang sangat tajam ia menoleh ke arah Rena, lalu ia memutar badannya kedepan dan kemudian ia melempar peluru itu seperti seorang pitcher.

   "Bush!" Biarpun cuma menggunakan 2 jarinya, lemparan Clara terbilang dahsyat bahkan mungkin melebihi kecepatan senapan sniper itu. Dan benar saja, lemparan Clara sangat cepat dan berhasil mengenai tepat didada Rena.

   'T-Tidak mungkin! Dia bisa mengembalikan seranganku hanya dengan tangan kosong?!' (Kata Rena dalam hati yang akibat recounter dari Clara membuat Rena terjatuh).

   "Rena?!" Melihat Rena akan jatuh, Zeline langsung menangkapnya.

   "Beraninya kau kau melakukan ini kepada tuanku!" Tatapan Clara sekarang mulai terlihat marah bercampur dengan tatapan dinginnya.

   "Tuan Azazel, tolong sembuhkan Rena" Kata Belatina yang membawa temannya itu ke tuannya.

   "Baringkan dia" Kata Azazel.

   "Baiklah" Kemudian Belatina membaringkan Rena.

   Kemudian Azazel mengeluarkan sebuah botol kecil bewarna merah seperti darah, lalu ia menegukan isi botol merah itu ke mulut Rena. Dalam beberapa detik ia ekspresinya yang seperti kesakitan kini sudah kembali seperti biasa.

   "Kau tidak apa - apa?" Tanya Azazel.

   "Terima kasih banyak, tuan Azazel, berkat tuan nyawaku terselamatkan" Kata Rena.

   "Tidak masalah" Kata Azazel.

   "Sepertinya kita kedatangan tamu tak diundang. Ini diluar perkiraan kita" Kata Azazel yang mulai berdiri dan melihat ke arah mereka.

   "2 manusia, 1 setengah serigala, dan satu lagi......." Kata Abigail.

   "Seorang Vampire sama sepertimu" Kata Sonia yang tersenyum.

   "Jangan samakan aku dengannya, aku ini berbeda tahu" Kata Abigail yang tersenyum sambil memejamkan matanya.

   "Coba kita lihat, yang berambut hitam pendek itu sepertinya adalah keturunan raja iblis tidak berguna dan....... Sisanya hanyalah sampah yang tidak berguna sama seperti pemimpinnya" Kata Alice yang memejamkan matanya sambil menaikan kedua bahunya sedkikit yang dari ekspresi wajahnya agak sedikit kecewa.

The Retun Of Hero [SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI TOKOPEDIA, BUKALAPAK DAN SHOPEE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang