«– Alaska DF
OnlineMabar?
Yok
PUBG atau MLBB?
Em MLBB aja.
Custom anOk! Msk skrng
Ntr gw undngOke
Diva mulai meninggalkan aplikasi WA dan membuka Mobile Legend di ponselnya.-oOo-
Pagi tadi Alaska menjemputnya dan jadilah Diva berangkat bersama Alaska.
Teman temannya tidak mengetahui itu. Alaska dan dirinya sampai di sekolah ketika belum terlalu banyak siswa siswi yang datang. Alaska juga memilih lewat pintu gerbang sebelah timur karena lebih sepi dan lebih banyak siswa ketimbang siswi yang biasanya lewat situ.
Bel istirahat pertama baru berbunyi. Menyelamatkan mereka yang akan Ulangan Harian dadakan fisika.
Diva dan Lia mengeluarkan bekal mereka dan memakannya.
“Assalamualaikum!” seru Raka membawa kresek putih berisi jajan dan juga bungkusan nasi. Berjalan ke arah bangku Diva sambil menyeret kursi entah siapa yang punya.
Raka menaruh kresek itu di meja dan duduk. “Ngapain?” tanya Lia sambil memotong tempe gorengnya.
Raka hanya membalas dengan senyum dan mulai membuka bungkusan nasinya.
Diva makan dengan damai dan santai. Diva dan Lia melihat isi bungkusan itu sontak mengerutkan hadinya.
“Rak, lo cuma beli nasi sama sambel doang?” tanya Diva menghentikan kegiatan makannya.
Raka meratakan nasi yang mulanya mengumpul. Dirinya membuka plastik berisi gorengan menaruhnya di atas nasi.
“Hehehe hemat pangkal kaya. Diva suka berbagi, kan? Nah gue siap kok nampung pemberian Diva,” ucap Raka mencoblos es teh pocinya.
Diva terus memperhatikan Raka sambil menaikkan sebelah alisnya. Dirinya kemudian mulai mengambilkan beberapa lauknya untuk diberikan kepada sahabatnya itu.
“Rak nanti ke rumah gue aja. Ayah masaknya banyak kok, paling nggak sempet kemakan soalnya ayah malem pulangnya,” jelas Diva.
Raka mengangguk tanda mengerti dan memakan makanannya.
Lia menutup kotak makannya sambil terus mengunyah dan mengocok-kocok, terdengar suara sendok di dalamnya.
Tama menghampiri mereka. Menyodorkan sekotak macaroon lalu mengambil botol minum Lia dan menengguknya.
“Dapet darimana lo?” tanya Diva menutup kotak makannya dan menaruhnya di kolong meja.
“Kakak kelas,” jawab Tama menyenderkan bokongnya di meja sambil menyilangkan kaki dan mulai mengotak atik ponsel bercasing blackmatte itu.
Raka baru selesai makan. Mulai menyedot teh pocinya dan memasukkan sampahnya ke dalam kresek tadi.
“Vero Septa kemana?” tanya Raka. Duduknya kini menghadap Tama.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYA [END]
Teen FictionTrauma masa lalu dan faktor lingkungan membuat Diva mengalami depresi diumurnya yang masih belia, hingga membuat jiwa lain hidup di dalamnya. Semakin beranjak, semakin banyak fakta yang baru diungkap. Semakin banyak masalah dan semakin banyak skand...