“Ah sialan!” umpat David memukul pohon.
Di lahan yang cukup luas, ia bersama anak buahnya beristirahat. Obor diletakkan di beberapa sudut sebagai penerang. Api unggun yang tak terlalu besar berdiri di tengah-tengah mereka.
Semua anak buah David tertunduk. Di sana ada sekitar 70 orang. Diantara mereka ada yang memakai perlengkapan seragam lengkap seperti polisi keamanan dengan senjata di tangan mereka masing-masing.
Pria yang baru saja membuang kayu ke api unggun yang menyala terang itu kini berjalan ke arah David.
“Beberapa tewas, sh tidak... semua yang berjaga di sana tewas. Mereka hanya melawan seorang gadis.”
David melirik tajam. Wajahnya masih menunjukkan amarah. “Bukan hanya. Dia target ku sebelum Basstomi.”
Pria itu menekuk alisnya kemudian berkata, “Targetmu?”
“Ya.”
“Angel Hell,” lanjut David.
“Fuck!! Really?!” Pria itu berseru terkejut. “Bagaimana kau bisa mengetahuinya?”
“Simple. Angel Hell punya hubungan baik dengan Yosi. Beberapa pernyataan yang ku buat tentang rencana kerja dengan Yosi belum ada kejelasan, namun dengan tiba-tiba website milik Eagle Hell yang selama ini selalu dikunci dengan keamanan ketat, kini malah bisa diakses. Seperti ia tahu bahwa targetku adalah dia. William juga mencari keberadaan putrinya lewat Angel Hell. Yosi beberapa kali tertangkap bersama William di beberapa kesempatan. Di situ menurutku sedikit ganjal.”
“Satu mata-mataku yang ku suruh mengamati seorang gadis yang dekat dengan Yosi tertangkap. Pengakuannya, ia hampir mati dihajar oleh gadis yang ia amati tersebut. Ketika ku lihat cap di pundaknya, ada tanda Angel Hell disana.
“Saat itu aku bingung. Mungkinkah gadis itu memiliki kembaran. Namun ketika melihat aktivitas William, ia semakin dekat dengan gadis itu dan perlakuannya juga berbeda. Mata-mataku mengatakan jika ternyata gadis yang kuincar benar anak William. Dari situ aku merasa mereka sudah waspada dengan pergerakanku, maka dari itu aku mempercepat ini semua.”
David melempar cerutunya ke api unggun. Menyibakkan rambutnya yang sedikit gondrong. “Ku kira gadis itu Angel Hell. Namun saat tiba di rumah itu aku merasa ada yang salah. Apa lagi ketika raut wajah gadis itu sangat berbeda dengan Angel Hell. Hingga aku bercerita yang sebenarnya dan tiba-tiba matanya seperti menggelap. Auranya berbeda, tatapan mata, cara tersenyum, dan tak lagi memberontak. Hingga ia menendangku dengan kakinya yang masih terikat dan seketika tali itu terlepas dari kakinya.”
“Seperti berpindah raga,” gumam pria itu.
“Yeah. Aku pun berfikir seperti itu,” sahut David.
“Untung disini masih terjangkau sinyal,” cetus pria di samping David itu sambil mengecek ponselnya.
“Martin, kau cek mata-mata kita,” suruh David pada pria yang ia panggil Martin tadi.
Ketika hendak menempelkan ponselnya di telinga. Tiba-tiba terdengar suara orang membuat mereka melihat ke arah suara.
“Hi! Finally, I found you ... Fucking Rat.”
-oOo-
Disa berhenti ketika melihat cahaya yang tampak terang. Api unggun menyala besar.
“Mungkin itu mereka,” kata Yosi.
“Jack, kau membawa HT?” tanya Disa.
Segera Jack mengambilnya dari ikat pingganya dan menyerahkan benda itu pada Sang Leader.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYA [END]
Teen FictionTrauma masa lalu dan faktor lingkungan membuat Diva mengalami depresi diumurnya yang masih belia, hingga membuat jiwa lain hidup di dalamnya. Semakin beranjak, semakin banyak fakta yang baru diungkap. Semakin banyak masalah dan semakin banyak skand...