Say Hallo...
Happy Reading!-oOo-
Di kelas Alaska sekarang sedang berlangsung pelajaran matematika. Bu Parti, guru matematika yang mengajar di kelas Alaska tidak datang karena sakit. Beliau hanya memberikan tugas lewat grup WA. Alaska menempati kelas XII TBSM 1, kelas unggulan.
Alaska melihat sekeliling, keadaan kelas ramai anak laki-laki dengan segala tingkahnya. Mereka berkumpul di satu meja melihat permainan catur antara Tegar dan Damar.
Alaska hanya diam sambil menonton. Pikirannya sedang kalut dengan hal lain.
Diva batin Alsaka terus menyebut nama itu.
Alaska menghembuskan nafasnya. Dan mulai memokuskan untuk melihat kedua temannya bermain.
“Menteri lo gue makan! Hahaha,” teriak bahagia Tegar.
“Anjir! Wah curang lo,” teriak Damar tak terima.
“Hahahaha skak mat!” teriak Tegar.
“Oke! Sekarang waktunya traktiran,” ujar Dimas.
“Nah bener tuh.”
“Teh Poci lah atau apa kek.”
“Geprek aja woy.”
“Poor Damar.”
“Hadehhh!” gerutu Damar sambil menggaruk kepala bagian belakang. “Nih poci doang.” menyerahkan 2 lembar uang merah.
“Siaaapp!!” sahut salah satu siswa.
Mereka mulai menyatat pesanan mereka di kertas kecil dan memberikannya kepada pedagang.“Kenapa lo, Ka?” tanya Gilang mengerti gerak gerik Alaska seperti orang bingung.
“Cari tau anak kelas sepuluh TKJ namanya Diva,” to the poin Alaska.
“Kayak pernah denger nama itu deh,” ujar Tegar sambil mengerutkan dahinya.
“Diva mah nama pasaran bego, jadi lo sering dengernya. Kayak lo Tegar, bikin gue inget sama Tegar aku yang dulu bukanlah yang sekarang.” Gilang duduk di meja sambil menyanyikan sepotong lirik.
“Diva? Awalannya D pasti TKJ 1,” sahut Damar.
“Kalo Diva itu nama tengahnya gimana?” tanya Tegar.
“Ya tinggal ngasih nama depannya lah. Ananda Diva,” usul Gilang.
“Sembarangan lo ganti nama orang... Dasar bambang,” Damar bercanda.
“Lah. Elo juga nyet.” Gilang membela. “Emang kenapa Ka?” Kembali ia bertanya.
“Akhir - akhir ini gue sering mimpi anak kecil yang ngasih gue kalung ini,” ucap Alaska sambil mengeluarkan kalung yang ia pakai.
“Oooalah,” sahut mereka bersamaan.
“Katanya namanya Raya. Terus kenapa sekarang lo cari anak yang namanya Diva?” bingung Tegar.
Alaska memasukkan kembali kalungnya sambil berkata, “Gue juga nggak tau, tapi pikiran sama hati gue ngarah ke Diva terus,” bingung Alaska, “padahal gue nggak tau yang mana orangnya. Firasat gue kalung ini mau balik ke pemiliknya yang asli.”
“Atau jangan jangan namanya itu Ray-”
“Nggak usah ngubah nama orang nyet. Ketahuan orangtuanya bisa berabe nanti.” Damar memotong ucapan Gilang.
“Lagian Ka, kan lo ketemu sama anak itu di Stasiun jauh sana. Yakali itu anak sekarang disini,” jawab Tegar tidak yakin.
“Nothing is impossible,” jawab Alaska.
“Coba kalian cari ke kelas 10 TKJ Diva,” suruh Alaska.
“Siap boss qeu,” teriak mereka bersama dan mulai menjalankan tugasnya.
-oOo-
Di sinilah mereka bertiga. Kawasan Teritorial anak TKJ, kenapa begitu? Karena wilayah kelas atas bagian selatan adalah kelasnya anak TKJ dari mulai kelas X hingga XII.
“Pojok sana dulu nih,” Gilang berucap sambil menunjuk kelas yang ada di pojok.
“Dah cepet lah. Waktu istirahat tinggal sepuluh menit,” ucap Damar sambil berjalan.
“Assalamualaikum adek-adek,” salam manis Tegar.
“Waalaikumsalam,” sorak yang ada di kelas terutama cewek cewek.
“Gila ganteng semua anjir.”
“Mau ngapain?”
"Pasti kena hukuman terus disuruh kesini.”
“Astaga gak kuat gue.”
“Eh anu ... kita mau tanya nih, disini ada nggak yang namanya Diva,” tanya Gilang tersenyum manis.
“Nggak ada kak,” jawab salah satu anak.
“Em.. Ini kelas ?” ucap Damar.
“X TKJ 1,” jawab mereka serempak.
“Kok nggak ada ya,” Tegar berbisik kepada keduanya.
“Emang nama depannya siapa kak?”
“Eh, em, anu ... siapa ya? Eh yaudah makasih ya bye,” kikuk Gilang.
“Kan gue bilang! Pasti Diva itu nama tengahnya,” bangga Tegar.
“Sekarang pertanyaannya ... dia TKJ 2 atau 3?” ucap Damar.
“Ya tinggal dicari lah kita masuk ke kelas itu terus tanya, kalau di TKJ 2 nggak ada berarti dia TKJ 3,” saran Gilang.
“Hadehhh gue capek. Liat aja nanti pasti notifikasi HP lo buanyak gara gara adek kelas chat,” lebay Tegar, “capek gue jadi cogan, famous lagi.”
“Konyol,” jawab kedua bersamaan tepat di kedua telinganya sontak membuat Tegar menutup telinga.
“Div.. Besok jadi kan.”
“Iya tapi agak malem, soalnya gue basket dulu.”
“Gue juga iya kali”
“Hahaha lupa gua”
Mereka berhenti untuk mendengarkan dialog antara dua anak perempuan tadi.
“Nah! Yang sekarang di kelas samsung itu tuh Diva, lo liat seragamnya, masih bagus kan berarti dia kelas 10,” yakin Damar.
“Eh, Dek, boleh nanya? Yang sekarang di lab samsung itu kelas berapa?” Gilang mencegat salah satu adek kelas.
“Oh. Kelas 10 TKJ 3 kak.”
“Oo iya makasih ya.” ramah Gilang.
“I want it, I got it!” ucap mereka bersamaan dan mulai menuruni tangga untuk menuju kelas mereka.
-oOo-
“Al, kita tahu,” ucap Tegar sambil berlari ke arah bangku Alaska.
“Gimana?” respon Alaska sangat antusias.
“Dia anak TKJ 3, ikut basket juga, besok dia masuk.” Gilang mengingat apa yang akan dilakukan gadis tadi.
Alaska menganguk angukan kepalanya.
See you dear batin Alaska sambil tersenyum..
.
.TBC..
-oOo-
[ revisi - 01 Juni 2022 ]
Dukungan kalian sangat berarti untuk saya
TerimakasihSalam sayang
marchya05
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYA [END]
Teen FictionTrauma masa lalu dan faktor lingkungan membuat Diva mengalami depresi diumurnya yang masih belia, hingga membuat jiwa lain hidup di dalamnya. Semakin beranjak, semakin banyak fakta yang baru diungkap. Semakin banyak masalah dan semakin banyak skand...