-oOo-
I got real big plans baby for you and me
So love me for who I am
If a who I am gonna be
And got everything you want but got everything you need
So take a chance take a chance on meI got real big plans
Hold up hold up baby
I got real big plans
Hold up hold up babyLantunan lagu Why Don't We - Big Plans terdengar di telinga Diva. Menemaninya ketika sedang menunggu ekstra basket dimulai.
Dirinya dan Aya sekarang tengah duduk selonjoran di lapangan basket. Sekarang sudah menunjukkan pukul 16.00 tapi masih banyak yang ada di sekolah. Mungkin jam pelajaran mereka habis jam 17.00 nanti.
“Semua yang mengikuti ekstra basket dimohon berdiri, kita akan adakan pemanasan terlebih dahulu,” teriak salah satu kakak kelas yang tengah berdiri dengan ke-lima temannya.
Diva segera melepas headseat yang ada di telinganya dan mulai bergabung bersama temannya.
-oOo-
Langit sudah menampakkan bulan, artinya malam telah tiba. Diva melihat jam di ponselnya, 18.45 WIB. Basket sudah selesai.
Aya berjalan menghampiri Diva yang tengah duduk di kursi panjang. “Dah kan? Kuy nonton,” ucap Aya.
Diva melihat ke arah Aya. “Udah ngabarin Imel?”
“Udah. Katanya nunggu di depan gerbang,” jawab Aya. Mereka mulai berjalan meninggalkan lapangan.
Disisi lain, Alaska dan temannya tengah memperhatikan Diva dan Aya yang sedang berbicara. Alaska sekarang tahu bahwa gadis bernama Diva adalah cewek yang ditemuinya di kedai food truck kemarin.
“Eh Ka! Lo beneran nggak mau nanya nomer HP nya?” ujar Damar. Alaska hanya diam sambil terus melihat gerak gerik Diva.
“Kalo nggak sekarang kapan lagi, Ka? Lo alasan apa gitu kek?” Tegar berpendapat.
“Coba aja, Al. Lo bilang aja buat masukin dia ke grup, karena emang dia sama temennya itu belum join grup basket.” Mendengar ide dari Gilang membuat Alaska berlari ke arah Diva yang akan meninggalkan lapangan basket.
“Tunggu!” ucap Alaska sedikit berteriak membuat Diva dan Aya menengok ke belakang.
Alaska berhenti dihadapan Diva, sambil menormalkan nafasnya ia bertanya, “Lo anak 10 TKJ kan.”
Diva dan Aya menganggukkan kepala serempak, “Iya, Kak.”
“Gue minta nomer lo,” ucap Alaska sambil memberikan ponselnya ke Diva. Diva mengerutkan keningnya tanda bertanya.
“Lo belum masuk grup basket, kan? Gue minta nomer lo buat nginvite lo sama temen lo,” ucap Alaska panjang.
Diva yang mengerti mulai mengambil ponsel Alaska dan mulai mengetikkan nomernya. Diva mengembalikan ponsel Alaska sambil tersenyum manis, “Udah, Kak.”
“Makasih,” jawab Alaska membalasnya dengan senyuman juga dan meninggalkan mereka berdua.
“I got you,” batin Alaska.
-oOo-
Diva, Aya, dan Imel sedang berada di salah satu kafe. Mereka baru saja pergi nonton sesuai dengan keinginan Imel. Lia? Lia sedang ada acara rohani di gereja, jadi untuk malam ini ia tak join terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYA [END]
Ficção AdolescenteTrauma masa lalu dan faktor lingkungan membuat Diva mengalami depresi diumurnya yang masih belia, hingga membuat jiwa lain hidup di dalamnya. Semakin beranjak, semakin banyak fakta yang baru diungkap. Semakin banyak masalah dan semakin banyak skand...