“Mau langsung pulang apa main dulu?” tanya Alaska.
“Emang mau kemana lagi?” tanya balik Diva.
“Makan yuk. Laper,” ajak Alaska sambil melihat kearah gadis itu.
“Hhm oke,” balas Diva.
Mobil Alaska berhenti di sebuah Cafe yang tak jauh dari sekolah. Terlihat ada beberapa siswa siswi Barsel di beberapa sudut cafe. Pesan makanan difoto dari berbagai sudut. Selfie, upload story instagram, boomerang dengan mulut dimanyunkan. Itu kalo cewek datang ke cafe. Cowok? Pesan makanan, numpang Wi-Fi terus mabar. Duduk di area pojok yang biasanya untuk aera merokok. Kebanyakan pengunjung memilih duduk di luar cafe dengan suasana outdoor yang Instagramable.
Alaska dan Diva memilih duduk di dalam cafe karena lebih sepi dan tenang.
Setelah memesan dan membayar di kasir, mereka segera duduk di meja yang tak jauh dari kasir.
“Raya,” panggil Alaska.
Diva yang tadinya menunduk, fokus melihat ponselnya kini mendongak dengan alis terangkat. “Hm?”
“Mabar yuk,” ujar Alaska yang masih melipat tangannya di atas meja.
“Ayok.” Diva mengangguk. Sedikit menarik kursinya mendekati meja.
“ML aja,” kata Diva disusul anggukan Alaska.
“Gue undang,” ucap Alaska.
“Gue pake Fanny,” serunya ketika Alaska memilih hero Fanny.
“Iya ngalah deh,” balas Alaska lalu jempolnya menekan hero Gathotkaca.
Welcome to Mobile Legend
Suara itu menyambut dibarengi mbak-mbak waiters yang membawa makanan yang mereka pesan.
“Selamat menikmati,” ucap kakak tadi tersenyum sambil mengangguk anggun.
Diva membalas senyuman dengan ramah.
Double Kill
Triple Kill
Enemy legendary
Our turret is under attack
You has slain an enemy
You has been slainBerturut-turut suara itu terus berbunyi membuat keduanya semakin fokus melihat layar dan menggerakkan jompel kiri mereka dengan lihai.
20 menit berlangsung. Makanan mereka hanya tersentuh sedikit. Tapi minuman mereka sudah habis setengah. Hingga...
Defeat
“Yaaaa kalah deh,” ujar Diva mengangkat tangannya sebatas telinga.
“Sana terlalu serius mainnya,” tutur Alaska ngawur.
“Semua main juga serius lah. Kalo nggak nanti rank-nya turun,” sahut Diva mulai memakan makanannya.
Mereka makan dengan tenang sambil mendengarkan musik yang keluar dari speker di pojok ruangan.
Jari Diva menggulir laman instagramnya sampai pada ia tiba-tiba tersedak membuat Alaska terkejut dan segera menepuk-nepuk punggung atas Diva.
“Kenapa?”
Diva tak menjawab. Dia sibuk lingak-linguk mencari keberadaan seseorang.
“Nyari siapa?” tanya Alaska dengan wajah penuh tanya.
Diva memandang Alaska lalu menunjukkan ponselnya yang memperlihatkan sebuah postingan instagram.
Alaska melihat foto tersebut. Ada dirinya dan Diva yang sedang tertawa bersama sambil melihat layar ponsel. Mungkin ketika mereka sedang mabar tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYA [END]
Teen FictionTrauma masa lalu dan faktor lingkungan membuat Diva mengalami depresi diumurnya yang masih belia, hingga membuat jiwa lain hidup di dalamnya. Semakin beranjak, semakin banyak fakta yang baru diungkap. Semakin banyak masalah dan semakin banyak skand...