SPECIAL EXTRA PART
Sebelum berpisah dengan RAYA
mari simak part terakhirnya untuk cerita ini***
Malam ini akan menjadi malam spesial untuk Diva dan Alaska. Tepat setelah pesta kelulusan, lelaki itu langsung melontarkan ajakan untuk bertunangan pada Diva.
Setelah beberapa hari melakukan persiapan, malam ini adalah harinya. Dimana keduanya akan saling bertukar cincin dan melangkah ke jenjang yang lebih serius.
Diadakan disebuah hotel ternama di pusat kota, William menyewa satu gedung hotel. Bukan hanya satu ruangan, namun seluruh kamar hotel. Dikarenakan tamu yang diundang adalah rekan bisnis William dan Ferdian. Belum lagi teman serta kerabat dari kedua belah pihak. Demi keamanan dan kenyamanan para tamu yang berasal dari berbagai negara, William menyewa seluruh kamar hotel. Juga beberapa hotel terdekat dari sana.
“Cucu nenek cantik banget,” cetus Laura, nenek Diva dari pihak ibunya yaitu Rachel Smit.
“Persis kaya Rachel,” timpal nenek Diva dari pihak ayahnya yaitu Emma Jorge.
“Copy-an, Oma,” sahut Aya yang tengah duduk di kasur sambil memakan donat. Entah sudah berapa biji ia memakannya.
“Bener banget,” ujar Laura setuju dengan kata Aya.
Diva yang duduk menghadap cermin rias hanya tersipu mendengar semua pujian yang ia dapat. Terlebih lagi mendengar nama Rachel, ah Diva merindukan ibunya.
“Mama kamu pasti senang banget liat anaknya sebentar lagi tunangan,” ucap Laura menyentuh pundak Diva.
“Excuse me,” sapa seorang perempuan memperlihatkan kepalanya dari balik pintu hotel.
“Milla, kemari sayang,” pinta Emma.
Perempuan itu tersenyum senang. Gaun merah selutut menghiasi tubuh perempuan berkulit gelap itu.
“Oh my gosh, Adikku sangat cantik,” tutur Milla merangkul Diva dari belakang.
“Terimakasih Kak. Kau juga cantik dengan balutan dress merah yang kita beli tadi,” balas Diva.
“Ow of course, I'm perfect,” sombong Milla sambil memutar badannya.
“Aya, kau tidak memakai gaun yang kita beli tadi?” Milla mengerutkan dahinya. Pandangannya menelisik kepada gadis yang duduk di kasur itu.
“Yang benar saja, belahan dadanya sangat kentara Kak. Aku kurang nyaman,” jelas Aya. Ia menaruh piring di sebelahnya.
“Kau ini, gaun itu sangat cantik di tubuhmu,” ucap Milla bersikeras.
“Jika ada event lagi aku akan memakainya,” pungkas Aya.
“Ta—”
Ketukan pintu menghentikan ucapan Milla. Meisya yang sedari tadi hanya diam kini bangkit menuju pintu.
“Acara akan dimulai, Tuan William bertitah agar semuanya segera turun ke bawah,” ucap seorang laki-laki, bisa dipastikan itu bodyguard.
“Terimakasih,” sopan Meisya.
“Acara sebentar lagi dimulai,” tandas Meisya setelah berbalik.
Diva semakin gugup. Gadis itu menarik nafas lalu menghembuskan secara perlahan.
“Ayo, Nak. Acaramu akan segera dimulai,” pinta Laura menuntun Diva berdiri.
Sangat cantik dengan balutan dress, Diva berdiri dan melangkah diiringi Laura dan Emma.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYA [END]
Teen FictionTrauma masa lalu dan faktor lingkungan membuat Diva mengalami depresi diumurnya yang masih belia, hingga membuat jiwa lain hidup di dalamnya. Semakin beranjak, semakin banyak fakta yang baru diungkap. Semakin banyak masalah dan semakin banyak skand...