Chapter 18

6.3K 283 5
                                    

Simak ya. Jangan lompat-lompat bacanya biar ga bingung.

***

Adzan subuh berkumandang. Diva bangun segera menuju ke kamar mandi dan menjalankan ibadah salat.

Diva berjalan keluar kamar. Bersimpangan dengan beberapa pelayan dan juga bodyguard yang menunduk padanya. Diva tersenyum kaku menggaruk tengkuknya.

“Emm. Bisa antarkan saya ke ruangan Om Jack?” tanyanya kepada salah satu pelayan yang tengah menunduk padanya.

Maid itu bingung. Kenapa atasannya berkata sangat lembut dan ramah. Tidak biasanya yang tegas, tajam, dan to the poin.

“Ba-baik nona. Ma-mari saya antar,” ujar maid itu. Diva tersenyum ramah mengikuti maid itu.

Beruntung baginya. Dirinya bertemu dengan Jack di lift yang baru saja terbuka.

“Jack,” sapanya.

“Kau boleh pergi,” ujar Jack kepada maid.

“Ada yang bisa saja bantu, Nona?” tanya Jack sopan kepada Diva.

“Emm ... dimana baju seragamku?” ujar Diva.

“Nona, tapi hari ini Nona akan ada acara,” tutur Jack.

“Emm. Bisakah diundur. Hari ini akan ada seleksi kelas unggulan untuk kelas sepuluh,” ungkap Diva melemas.

“Maaf, Nona. Nona Disa sudah membuat surat izin untuk nona,” jujur Jack.

“Apa yang akan aku lakukan nanti. Aku tak tau apa-apa. Sampai sekarangpun Disa belum muncul.” Diva menghentakkan kakinya kesal.

“Nona Disa akan muncul jika sudah waktunya, Nona. Mari kita sarapan terlebih dahulu,” ajak Jack.

Diva mengangguk dalam diamnya.

-oOo-

“Apa yang terjadi kemarin?” tanya Diva yang kini duduk di sofa main room bersama Jack yang sibuk dengan tabloid pintarnya.

Jack mendongak. “Nona Disa muncul ketika pulang sekolah. Dia menerima pesan dari anak buahnya dan dia segera kemari sampai malam.”

Diva mengangguk anggukan kepalanya. Dirinya kini paham dengan apa yang terjadi. Ia baru sadar ketika malam hari dirinya bangun dan berada di tempat asing ini.

“Banyak pisau belati dan juga amunisi di nakas. Itu milik Disa?” tanya Diva.

“Iya, itu semua milik Nona Disa.” Jack tersenyum kepada Diva.

Diva mengingat kejadian malam tadi. Banyak hal yang ia temukan di kamar yang ia tempati.

Flashback on

Diva terbangun. Kepalanya sangat pusing. Perlahan ia memposisikan dirinya untuk duduk.

Penglihatannya melihat sekeliling. Merasa asing. Tata letak benda. Balkon dan beberapa perabotan seperti tempat meletakkan senjata dan lemari kaca berisi pakaian berwarna hitam.

Setelah benar-benar merasa baik. Ia berjalan keluar kamar. Menjumpai Jack yang tengah berbincang bersama bawahannya di dekat kamar Disa.

“Permisi. Dimana ini?” tanya Diva sopan membuat keduanya melihat kearah Diva.

“Pergilah,” usir Jack kepada bawahannya.

“Nona ... Diva?” ucap Jack.

“Kau tau namaku?” bingung Diva.

RAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang