Chapter 60

3.9K 230 24
                                    

Biasakan vote terlebih dahulu

Enjoy the story

***

Air matanya menetes. “Itu bukan gue!” serunya tak terima. Kepalanya menggeleng tegas.

“Drama banget sih lo! Mau banget dikasihani. Caper bat! Tunggu aja bentar lagi lo bakal putus sama Alaska,” ujar Nabila.

“Anjing,” umpat Aya tertahan. Gadis itu mendorong Nabila kasar. Tak henti-hentinya Aya berkata kasar dan memaki Nabila.

Alaska bersama teman-temannya menghampiri keributan. Diva terduduk di kursi dengan Meisya yang mencoba menenangkannya. Sedangkan Aya sudah membabi buta Nabila dengan segala kata-kata yang menyalurkan emosinya. Persetan dengan BK. Persetan dengan guru kesiswaan. Persetan ia terkena DO.

Alaska membawa Diva dalam pelukannya. Sedangkan Aldi, Gilang dan lainnya menghentikan Aya.

“B-bukan! b-bu-u-kan a-a-ku. Tadi b-bukan aku!” raung Diva menangis.

Alaska hanya diam. Ia lebih memilih menenangkan Diva. Isakannya semakin tak beraturan. Pelukannya semakin ia eratkan. Gadis itu semakin menelusupkan wajahnya di perut Alaska.

Nabila pun kini telah menangis. Yang dikatakan Aya benar-benar keterlaluan. Segala rahasia yang ia tutupi dibongkar. Aya memang harus ditakuti. Rambut Nabila kini berantakan begitupun seragamnya. Meskipun sudah dijauhkan dari Nabila, Aya tetap berseru dengan kata-katanya yang tidak sopan. Gadis itu bahkan ditahan oleh Gilang, Dimas, dan Yufli.

“Lo cuma tau dari postingan sampah itu, anjeng! Lo gak tau Diva! Lo gak tau hidupnya! Sekenaknya lo ngomong tentang dia?! Fitnah lo bakal kebawa sampe liang lahat lo!!” seru Aya.

“Jeng, bawa temen lo pergi,” suruh Dimas.

“Iya. Kantin makin rame nih,” lanjut Gilang.

Ajeng dan temannya yang lain menuntun Nabila keluar kantin.

“LO TUNGGU KEBENARANNYA YA! LO TUNGGU GIMANA FAKTA BAKAL TERUNGKAP, SIAP-SIAP LO NABILA! GUE BAKAL BIKIN LO DIRAWAT DI RUMAH SAKIT!” raung Aya.

Siap-siap aja lo Nenek lampir Batin Aya.

Diva mendongak, tatapannya beradu dengan Alaska. “Kamu percaya, Al?” tanya Diva.

“Kamu percaya kan sama aku?” tanya Diva lagi.

Alaska tidak menjawab, ia hanya mengelus rambut Diva dan menghapus air mata gadis itu.

“Al.”

“Aku terima kamu gimanapun keadaannya, Raya,” jawab Alaska.

“Artinya kamu lebih percaya sama gosip itu?” lirih Diva.

Alaska bungkam. Ia menghentikan usapannya.

“Bajingan! Ngomong yang jelas! Kalo emang lo gak percaya sama cewek lo ya ngomong aja, bangsat!” seru Aya melepaskan pelukan Diva dari kekasihnya.

Tangan Aya menarik Diva berdiri. Matanya memandang Alaska sengit. Genggaman tangannya tidak terlepas dari Diva.

“Gue gak suruh lo percaya sama Diva! Tapi seharusnya lo sebagai cowoknya percaya dengan pengakuannya!” sergah Aya.

“Kita gak tau faktanya, begitu juga Alaska,” bela Aldi.

“Jadi kepercayaan lo pudar cuma karena gosip itu?” tanya Aya terkekeh sinis pada Alaska.

“Gue tunggu lo dapat karma,” sarkas Aya.

“Jangan pernah temui Diva selagi lo masih cemen gak punya pendirian buat bela yang mana,” ancam Aya.

"Diva bisa dapet yang lebih baik dari lo! Dan gue tunggu penyesalan lo," timpalnya.

RAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang