Chapter 28

5.1K 243 12
                                    

Suara adzan subuh terdengar, membuat Alaska menggeliat dan mencoba membuka matanya.

Alaska merasakan tangannya yang sedikit mati rasa, karena mungkin semalaman Diva yang tidur di lengan kokoh Alaska.

Perlahan Alaska bangkit, menuruni ranjang dan berjalan ke kamar mandi.

Pintu kamar mandi terbuka, memperlihatkan Alaska yang nampak fresh setelah berwudhu. Air wudhu sesekali menetes dari rambut basah Alaska dan dagunya.

Alaska mengambil tas miliknya di sofa dan mengeluarkan sarung serta peci dari sana yang sengaja ia bawa.

Mata Alaska mengarah pada Diva yang kini meringkuk bak janin menghadap kiri. Alaska lupa untuk membangunkan Diva, terlanjur ia sudah berwudhu baru ia mengingat bahwa Diva belum bangun. Bukan Alaska namanya jika tidak mencari kesempatan, maka dari itu lebih baik dia sholat lebih dahulu baru membangunkan Diva. Tentu dengan pikiran Alaska yang dipenuhi dengan kecupan-kecupan pagi untuk membangunkan gadisnya itu.

Selesai sholat segera ia melepas sarung dan juga pecinya, memasukkan kembali ke dalam tas.

Kini dirinya berjalan ke arah Diva yang masih bermimpi, mungkin soal pacar pertamanya, Taehyung.

“Raya,” panggil Alaska dengan lembut dan penuh perasaan. Tangannya tak tinggal diam, terulur untuk mengusap pipi mulus Diva terkadang surainya.

“Raya,” panggil Alaska lagi. Kini mendekat ke arah telinga kanan Diva. Berbisik sensual membuat Diva bergidik, karena terkena nafas Alaska.

“Ehhghmm.”

“Bangun ... subuhan dulu.” Alaska mengakhiri katanya dengan mencium pipi kenyal Diva.

“Ehhghmm.”

Diva menggeliat, matanya mengerjap berusaha untuk terbuka. Gemas dengan gadisnya ini, kini mengurung Diva dibawahnya dan mencium pipi Diva berulang kali. Terakhir Alaska mencium bibir Diva.

“Ehhghmm.” mata Diva terbuka tangannya menggaruk pinggangnya yang terasa gatal. Kini tangannya berusaha menjauhkan Alaska yang masih mengurungnya.

“Sholat nggak?”

“Sholat,” balas Diva dengan suara serak.

”Ya udah, bangun kalo gitu. Cepet,” Alaska mengelus surai Diva yang tampak berantakan.

“Al,” panggil Diva.

“Kenapa hm?”

“Minggir.”

Alaska tersenyum lebar tanpa memperlihatkan giginya. Sebelum beranjak, terlebih dulu Alaska mencium kilat dahi Diva.

Diva beranjak segera menuju Kamar mandi sambil membawa handuk dan baju ganti.

Keluar dari kamar mandi, Diva menggunakan seragam batik sekolahnya. Dengan rambut yang masih dicepol sembarangan Diva berjalan kearah Alaska yang tengah memainkan ponsel milik Diva.

“Al, Ayah chat nggak?”

“Enggak.”

“Eh kok tau sandinya sih?!”

“Pake finger print jempol kamu.”

“Kapan?”

“Pas semalem kamu tidur. Sekarang nggak usah dipassword yah.”

“Terserah.” Diva mendaratkan bokongnya di kursi.

“Nggak pulang sekarang?” tanya Diva.

"Ntar aja."

"Emang udah mandi?"

Mata Alaska memicing. "Ya udah lah."

"Kirain belum."

RAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang