Happy Reading!
Don't forget to vote comment and share
Enjoy the story
-oOo-
Ujian semester sudah selesai, begitupun pembagian rapor. Seleksi kelas unggulan sudah diadakan. Hasilnya Diva dan kawan-kawan lolos memasuki kelas unggulan. Diva, Tama, Lia, Imel, Raka, Septa, dan Vero, mereka sama-sama satu kelas.
Guru mengambil setiap kelas 12 anak untuk masuk ke dalam kelas unggulan. Kini Diva dan Aya satu kelas. Berikut perkataan Diva setelah tahu jika ia dan Bule Savage Kesayangannya satu kelas. “Gilak! Akhirnya satu kelas sama curut kesayangan!” pekiknya bahagia.
Kini sekolah sudah libur semesteran dan libur menyambut tahun baru dan natal. Satu hari setelah pengambilan rapor, Alaska mengajak Diva pergi ke Alaska, negara bagian dari Amerika Serikat itu.
Awalnya Diva tak percaya, lagi pula untuk kesana pasti transitnya sangat repot dari bandara ini kesini lalu terbang lagi kesini. Tapi dengan mengejutkan Alaska berkata jika ia sudah meminta izin pada Disa dan akan terbang menggunakan jet pribadi milik Disa.
Come on, siapa yang tidak kaget. Diva kembali tidak bisa berpikir, sekaya apa Disa itu hingga ia sudah mempunyai jet pribadi. Tak tanggung-tanggung, Alaska bilang ada 3 buah jet lebih yang Disa tawarkan pada lelaki itu. Diva tak hentinya dibuat terkejut.
Waktu libur mereka hanya 2 minggu. Alaska memilih hari pertama mereka libur untuk berangkat ke Alaska.
Hari ini mereka berdua berada di bandara, pesawat tipe Boing 747-8 VIP milik Disa sudah terparkir di landasan. Jack dan beberapa anggota mengawal Diva dan Alaska ke pesawat.
“Di dalam sudah ada beberapa pramugari yang siap melayani Nona. Jangan sungkan meminta bantuan pada mereka,” ujar Jack ketika Diva akan menaiki tangga pesawat.
“Kau tenang saja, Jack,” balas Diva tersenyum ramah.
“Ketika kalian mendarat di Bandara Internasional Fairbanks, disana ada beberapa anggota yang akan menjaga dan mengawal kalian,” tutur Jack.
Matanya memandang Alaska lalu menepuk pundak pemuda itu dan berucap, “Jaga Nona Diva dengan baik. Aku mengandalkanmu.” Alaska membalasnya dengan senyuman penuh keyakinan.
Keduanya masuk ke dalam pesawat, meninggalkan Jack dan beberapa anggota tersisa karena beberapa dari mereka juga ikut bersama Diva. Diva ingin menolak tapi Alaska memberinya pengertian.
Menempuh perjalanan selama kurang lebih 30 jam mereka mendarat di Fairbanks International Airport. Langsung saja mobil BMW hitam melaju dari pintu gerbang menghampiri jet pribadi Disa.
Melihat beberapa orang bermuka datar dan nampak garang, dalam hati Diva bergumam, like father like son, nggak leader nggak anggota sama-sama punya muka datar.
Mobil itu melaju ke Chena Hot Springs Resort, hotel dengan pelayanan yang lengkap juga menawarkan mata air panas alami yang ditemukan oleh penambang emas pada tahun 1905, tak lupa dilengkapi dengan hot tub dan kolam renang indoor.
Harga sewa semalamnya sekitar 320 USD atau jika dirupiahkan sekitar 5 juta.
-oOo-
“Kau! Kemasi barang-barangmu, sebentar lagi kau akan pindah.”
Lelaki yang tengah bermain game di ponselnya itu menoleh sekejap. Memandang pria tua dihadapannya.
“Hah?” linglungnya.
“Kemasi cepat.”
pria itu pergi dari hadapan remaja lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYA [END]
Teen FictionTrauma masa lalu dan faktor lingkungan membuat Diva mengalami depresi diumurnya yang masih belia, hingga membuat jiwa lain hidup di dalamnya. Semakin beranjak, semakin banyak fakta yang baru diungkap. Semakin banyak masalah dan semakin banyak skand...