Telah lama kupendam perasaan itu,
Menunggu hatimu menyambut diriku,
Tak mengapa bagiku cintaimu pun adalah Bahagia untukku, bahagia untukku.~Ungu_Cinta dalam hati
•••
Suara tiga motor besar yang saling bersahutan seperti mencari imbang kehebatan sangat mengganggu pendengaran orang di hari yang masih pagi ini. Ditambah lagi dengan kecepatan yang di kendarai ketiga Remaja itu yang seakan membuat jantung Orang di sekelilingnya serasa mau lepas.
Motor Mereka terus saling memacu kekuatan, seakan berlomba bahkan ketika memasuki gerbang sekolah.
SMA CENDANA
Para Siswa dan Siswi yang berada disekitar Mereka hanya mengelus dada sembari berucap kata 'Sabar' dalam hati, karena ketiga Remaja itu tidak Bosan-bosan nya membuat mereka jantungan dengan segala tingkah yang mereka lakukan.
Motor mereka bertiga pun berhenti tepat diparkiran sekolah. Para Gadis terpana melihat ketampanan wajah ketiganya, seakan tak mempedulikan fakta tentang kenakalan Remaja itu.
"Kapan gue jadi yang pertama?"
Ucap salah satu dari mereka bertiga sembari membuka helm fullface milik nya."Kodrat lo memang selalu jadi paling bontot." Ucap Seseorang lagi yang mengunyah permen karet sembari merangkul yang berkata tadi.
"Gue ke rooftop." Ucap seseorang lagi, orang yang berpenampilan paling berantakan.
"Mau kita temenin?" Tanya salah satu dari dua orang yang menatap nya dengan pandangan bertanya-tanya .
"Gue butuh waktu sendiri, Niko!" Ucap Cowok yang pergi tanpa melirik kedua sahabatnya di belakang.
Tidak dipungkiri Remaja satu ini memiliki daya tarik tersendiri. Sorot matanya yang tajam, rambut nya yang acak-acakan dan seragam nya yang berantakan menambah aura badboy di wajahnya yang tampan, di tambah dengan sikap dingin yang Ia miliki, membuat para Kaum Hawa penasaran akan dirinya.
Tak sedikit wanita yang berada disekitar nya menatap penuh damba serta memujinya terang terangan. Namun Ia tak pernah memperdulikan sekitarnya, pandangannya hanya lurus kedepan menatap tajam apapun yang di depannya.
"Perasaan tadi pagi mood nya masih baik, Bim." Ucap Niko.
Bima pun mengangguk membenarkan. Tak lama pandangannya jatuh pada dua orang yang berjalan bersama serta saling berbagi tawa.
"Pantesan anjing." Ucap Bima, seraya menepuk keras punggung Niko.
"Sakit bego! Lagian pantes apaan sih?" Niko menatap Bima kebingungan.
Jari telunjuk Bima membidik objek yang Ia yakini penyebab Sahabat kakunya badmood di pagi hari.
"Astaga, air cemburu rupanya." Kata Niko seraya menepuk jidatnya.
"Api goblog!" Sahut Bima seraya mengetok jidat Niko.
"Seneng banget dah lu getok pala gue." Gerutu Niko.
"Makanya jangan goblog." Kata Bima seraya berlalu pergi.
"Gak lo, gak Zillo, sama aja suka ninggalin gue!" kesal Niko seraya mengejar Bima.
"Ayangg Bimaaa.... tungguin Niko dong."
Bima bergidik ngeri melihat wajah Niko yang mirip waria di taman Lawang. Ia memilih berlari menjauh dari Niko yang mengejarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zillo [✓]
Teen FictionTiada warna selain hitam dan abu-abu di dalam hidup seorang Zillo Putra Wijaya. Gelap dan tak teraba. Zillo memiliki mata yang normal, namun ia tidak bisa melihat bagaimana indahnya dunia seperti kata Orang. Zillo tidak pernah tahu warna me-ji-ku-h...