00.69. Sebentar Lagi

5K 463 9
                                    


"Aku takut kamu jauh. Aku takut orang lain gak bisa jaga kamu seperti aku."

-Zillo

•••

"Kenapa lagi?" Ini pertanyaan Resya yang sudah entah ke berapa kalinya.

Sedari Zillo tahu dia lulus tes dan akan berangkat seminggu lagi, Zillo selalu ingin dekat dengan Resya bahkan izin menginap di rumah Bunda Mira agar bisa setiap hari melihat gadis itu.

Kini mereka tengah berada di Rumah Zillo, Resya sendiri sedang menyusun pakaian Zillo ke dalam Koper agar tidak terlalu ribet nanti saat akan pergi.

Di saat Resya tengah serius melipat baju Zillo yang akan dibawa, cowok itu sibuk mengganggunya dengan tiduran di paha Resya. Sampai-sampai Resya menghela nafas pelan.

Apa Resya tidak sedih jika berpisah sementara dengan Zillo nanti? Jawaban nya, Resya pasti sedih. Banyak pikiran yang muncul di benaknya, namun Resya berusaha tegar agar Zillo tak merubah pikirannya.

Zillo sudah berjuang sejauh ini, bahkan Ia lulus. Tidak baik menyia-nyiakan kesempatan yang mungkin di inginkan banyak orang di luar sana.

"Aku lagi nyusun baju kamu loh." Ujar Resya.

Cowok itu terlihat murung seraya memainkan kuku jarinya sendiri.

"Nanti sore mau cek kesehatan. Tidur dulu gih sana!" Zillo terlihat menggeleng pelan sebelum menghadapkan wajahnya ke perut Resya lalu memeluk pinggang gadis itu.

"Kok nangis?" Resya langsung meletakan pakaian Zillo ketika mendengar suara isakan kecil kekasihnya itu.

"Aku gak bisa tanpa kamu. Aku gak bisa, yang." Lirih Zillo di tengah tangisnya.

Resya mengusap pucuk kepala Zillo lembut. Gadis itu mendongakkan kepalanya menghalau air mata yang ingin jatuh pula.

"Aku takut kamu jauh. Aku takut orang lain gak bisa jaga kamu seperti aku. Terus, nanti kalau aku kangen gimana?" Zillo mengeluarkan segala unek-unek nya.

Tangisnya teramat pilu hingga suaranya tersendat-sendat.

"Zillo, dengerin aku!" Resya berusaha menarik wajah Zillo agar menatapnya.

Air mata Resya sudah jatuh, dan kini mereka saling pandang dengan wajah yang sama-sama basah.

"Ini cuma sementara. Kamu juga di sana buat belajar, bukan main-main. Aku bakal selalu nunggu kamu kok. Aku janji jaga diri aku sendiri dengan baik."

"Tapi..."

"Sutsss... Kalau kangen kita bisa bisa Video call. Waktu aku bakal selalu ada untuk kamu. Jangan pikirkan yang aneh-aneh, ya?"

Zillo hanya diam dan terisak. Pikirannya benar-benar kacau. Ia sungguh sudah terbiasa dengan Resya setiap harinya. Terbiasa di perhatikan segalanya, terbiasa di ingatkan ini itu, dan terbiasa dengan dekapan hangat kekasihnya. Apa Zillo akan sanggup bertahun-tahun tanpa Resya di sana?

"Cuma sementara kok. Ini juga demi masa depan kamu kan? Jangan sia-siakan kesempatan ini." Resya menghapus air mata cowok itu lembut, hingga Zillo memejamkan mata meresapi.

Zillo akhirnya mengangguk.

"Sini bantuin aku." Zillo duduk, dan Membantu Resya merapikan pakaiannya.

"Pokoknya setiap mau pergi harus izin aku dulu." Ujar Zillo dengan bibir yang mengerucut lucu.

Resya mengangguk menurut.

 Zillo [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang