00.42. Nikah muda?

8.6K 615 25
                                    

“Nanti mau weeding tema, apa? Eh, ijab dulu deh kan masih sekolah, harus rahasia kaya di aplikasi Oren yang kamu baca itu.” —Zillo gombal mode on.

•••
"Sya, udah Dijemput tuh." Daffa menyembulkan kepalanya di Pintu kamar Resya.

"Siapa, bang?" Tanya Resya bingung.

"Pacar kamu lah."

Resya terkaget. Padahal Resya sudah melarangnya untuk sekolah dulu karena Luka-luka ditubuh Zillo belum kering. Tapi, cowok itu kini menjemputnya. Minta di omelin habis-habisan berarti.

"Pagi say--" Ucapan selamat pagi Zillo di potong Resya.

"Kok sekolah?! Itulagi Pakai sepatu. Ih Zillo kan kaki kamu masih sakit." Resya berjalan cepat menghampiri pacarnya yang sedang berada di atas Motornya.

"Kan udah aku bilang jangan sekolah dulu. Luka kamu masih banyak kelihatan, lihat tuh, tuh, tuh." Resya menunjuk luka-luka yang ada di wajah, dan sepanjang lengan tangan Zillo.

Zillo hanya tersenyum mesem memandangi wajah marah Kekasihnya.

"Bima sama Niko mana? Kok gak bareng kamu?" Tanya Resya lagi.

Zillo hanya diam dengan senyum kecil.

"Dasar gila! Aku tanya Zillo, di jawab bukan senyum-senyum ga jelas." Amuk Gadis berkepang satu itu.

"Aww... Sakit, yang." Zillo meringis saat Resya mencubit pinggangnya.

"Kamu pakek baju Seragam begini, Zill. Orang gak bodoh untuk tahu ini luka apa. Kamu mau dapat gosipan lagi?" Resya menggenggam jemari Zillo, dan menuntun tangannya sendiri guna memperlihatkan luka sayatan di lengan tangan cowok itu.

"Aku suntuk di Apart, yang. Lagian mereka juga udah biasa tahu aku luka-luka begini." Jawab Zillo dengan santainya.

"Kamu masih mau di anggap pecandu obat terlarang karena kondisi kamu begini? Zill, itu opini buruk. Aku gak mau kamu di anggap buruk mereka, Zill. Setidaknya libur dua hari lagi untuk keringkan luka nya yang masih jelas." Resya terus memberi Pengertian agar cowok itu tak keras kepala.

Resya tahu, sejak dulu jika terlihat luka sayatan di sepanjang lengan Zillo seluruh murid Cendana akan menanggapinya dengan topik pecandu 'obat terlarang' yang sakaw hingga berakhir menyayat tangannya sendiri. Resya pun sempat sedikit terbawa dengan gosip itu saat melihat kondisi Zillo yang dulu memang begitu Buruk.

Dulu, Seragamnya Zillo tidak pernah rapi, dan kancing tidak pernah terpasang. Rambut acak-acakan, lingkaran mata hitam, banyak luka lebam, dan sayatan di beberapa waktu. Tapi sekarang Resya sudah tahu yang sebenarnya. Jadi, ia tak mau mendengar orang seluruh sekolah menyela kekasihnya lagi.

"Sayang, gak papa. Lebih baik dianggap pecandu obat, daripada dianggap gila kan?" Resya ingin sekali mencakar wajah yang sangat amat tenang Zillo.

"Balik aja, ya. Aku di antar abang bisa kok." Kata Resya sekali lagi. Ia sudah mencoba berbagai cara agar Zillo mau menurutinya.

"Aku mau sama kamu, sekolah bareng yang. Aku bosan di apart terus." Jawab Zillo keras kepala.

Resya tiba-tiba memeluk tubuh Zillo yang masih di atas motor. Ia khawatir, benar-benar khawatir dengan psikis Zillo jika di tambah dengan Komentar buruk warga sekolah nanti.

"Aku baik-baik aja, yang. Jangan Khawatir." Zillo mengusap punggung Resya untuk menenangkan gadis itu.

"Jangan bandel bisa gak sih, Zill? Aku tuh khawatir banget sama kamu." Zillo tersenyum ketika mendapat pengakuan Resya yang mengatakan khawatir padanya.

 Zillo [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang