00.11. Zillo Sakit

16.4K 938 1
                                    

“Cinta gak boleh di paksa, entar jatuhnya nyakitin hati sendiri.”

•••

Sewaktu jam istirahat kedua, Niko dan bima bernafas lega sewaktu mendapat jawaban positif dari Zillo yang di tunjukan oleh Resya.

Bukan itu alasan yang sebenarnya mengapa Niko, dan Bima meminta tolong kepada Resya.

Yakali Zaman sekarang gak punya pulsa dan kuota. Di jamin, Resya mengira kalo mereka cogan bokek alias gak punya uang karena hal ini.

Sebagai sahabat, tidak mungkin juga kalo Niko dan Bima tidak tahu dimana keberadaan Zillo.

Mereka tahu, Cukup tahu. Jika Zillo sedang tidak baik-baik saja.

Mereka meminta Resya untuk  mengirim pesan kepada Zillo dengan alasan agar Zillo merasa sedikit lebih baik karena kepedulian Resya.

Bagaimana pun, hingga detik ini Resya masih menjadi salah satu
alasan Zillo untuk mencoba kuat
dan bertahan.

Alis niko terangkat sebelah karena ada yang menelponnya.

Nomor tidak dikenal.

"Hallo,  Siapa?" Tanya Niko.

"Ga saat nya Lo nanya ini Siapa. Gue cuma mau ngasih tau, kalo Temen Lo masuk Rumah sakit." Suara wanita itu, Niko mengenalnya.

"Zillo maksud Lo? Di Rumah sakit mana?" Tanya Niko cepat.

"Iya, di Rumah Sakit Mutiara Kasih. Lo buru kesini! Gue cemas, ga tau harus gimana. "

"Astagaaa, iya Gue kesana."

Niko langsung mematikan sambungan teleponnya, beruntung kelas mereka lagi free. Jadi mudah kaburnya.

"Bim!" Panggil Niko, seraya memunguti Bukunya yang berada di meja.

Bima yang lagi nyanyi sambil main gitar bersama Teman-teman sekelas nya pun tidak mendengar panggilan Niko.

"Woy, Suryo! " Tegur Niko sembari melemparkan buku paketnya tepat mengenai kepala Bima.

Bima mengadu mengusap kepalanya dengan raut wajah tak terima Ia menatap tajam Niko.

"Woi, kampret! Suryo Lu kate? Minta di sledding pala Lo?!"

Suryo adalah nama Ayah Bima, dan nama belakangnya sendiri. Bima tahu Niko memanggil nya dengan sebutan "suryo" bukan memanggil nama belakangnya, melainkan nama orang bokap kesayangan nya.

"Ga pake becanda, ga pakek bacot. Buru Kita cabut." Jawab Niko.

"Seenaknya Lo! Sini Gue pitak dulu pala lo yang setengah botak itu. "Kata Bima, yang masih tak terima.

Bima menaruh gitarnya, lalu berjalan menghampiri Niko dan bersiap untuk menjitak. Namun tangan Niko menangkisnya dengan cepat.

"Ayo buru! Zillo masuk Rumah sakit. " Kata Niko membisikan kabar Zillo.

Bima langsung panik meraih tas
nya, lalu menarik paksa tangan Niko.

Niko sebagai yang paling bontot cuma bisa nurut. Padahal tadi Bima yang memperlama Mereka. Sementara Teman-teman sekelas Mereka hanya bisa diam, dan menggelengkan kepala. Sudah biasa melihat Sekawan itu keluar masuk sekolah sesuka hati.

***

"Sumpah, Zillo tuh Aneh-aneh mulu kerjanya." Ucap seorang Gadis berambut cokelat disana.

Niko dan Bima hanya memutar bola mata malas melihat Gadis itu yang berjalan Mondar-mandir di depan Mereka.

 Zillo [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang