“Andai kamu temuin aku yang kacau kaya kemarin-kemarin, aku cuma minta kamu peluk aku. Boleh?”
~Zillo
•••
Ketika malam tiba, kelima remaja yang sedang berkemah di pantai karang nini itu tengah berkumpul bersama.Dimulai dari Resya, dan Nabila yang sedang mengolesi Bumbu untuk jagung bakar, Niko, dan Zillo yang sedang mengipasi ikan serta udang yang sedang di bakar, dan terakhir Bima yang sedang memetik senar gitar melantunkan lagu untuk menemani kegiatan teman-temannya.
"Aku baru tau Kalo kamu Jago main gitar." Kata Resya di tengah kegiatan nya.
"Iya, taunya lo player game doang." Timpal Nabila.
"Makasih Teman-Teman. Sebagai anak baik, rajin, dan tidak Sombong, Bima ga suka pamer kebolehan Bima, Nanti Bunda marah." Setelah Jawaban Bima, sontak mendapat lemparan kaleng minum yang sudah tidak berisi dari Zillo.
"Dan, Bima juga ga suka emosi kaya abang itu. Bima si cakep nan kalem ga boleh begitu sama Bunda." Ujar Bima lagi hingga membuat Resya, dan Nabila terkekeh.
"Astagfirullah... Setan apa yang merasuki lo, Sur?!" Niko bergidik ngeri menyaksikan Ke-alay-an Bima.
"Bangke cebong! Jangan Bawa-bawa nama Bokap dong." Jawab Bima emosi kecil-kecilan.
"Eitss, anak cakep nan kalem ga boleh Emosi loh." Kata Niko mengingatkan seraya Menggerakkan jari telunjuknya ke kanan, dan ke kiri.
"Udah jangan berantem. Lanjut nyanyi dong." Sela Resya agar tidak terjadi keributan berlanjut.
Hal itu disetujui oleh Bima yang hingga memetik Gitar nya kembali.
Ketika ikan, dan udang yang di panggang telah matang, mereka pun Langsung menyusunnya di tengah tikar yang sudah mereka bentang lebar.
"Baca doa dulu Ei!" Nabila menyentak pelan tangan Bima yang baru saja ingin mencomot ikan bakar.
"Cieee, perhatian...." Ujar Bima membuat yang lain ikut mengoda dengan suara Cieeee.
"Lo nya yang baperan, gue cuma ngingetin kebaikan kok." Jawab Nabila Ketus membuat Tim Cie-cie terbahak.
"Bwahahaha, Baperan." Ejek Niko dengan tawa tak henti-henti.
"Gue bilangin bunda ya, lo." Bima menunjuk Niko penuh kebencian."Ngadu mulu sama Bunda." Ejek Niko lagi.
"Biarin, daripada kabur-kaburan tapi suka teleponin Mamanya minta uang jajan."
"Asem! Jangan dibahas. Gue udah pulang ya." Niko menatap Bima nyolot.
"Ya-iya dong, orang udah di beliin Motor Vespa yang lo rengekan."
"Makan dulu." Sela Zillo singkat, tapi mampu membuat kedua sahabatnya senyap.
"Zill, aku bisa sendiri kok." Protes Resya ketika Zillo sibuk memisahkan tulang ikan dari dagingnya untuk di makan Resya.
"Entar kamu ketulangan kan ga lucu." Jawaban Zillo membuat Resya memutar bola mata malas.
Hello! Ia bukan anak balita lagi.
"Tapi kamu ga bisa nikmati makanan kamu."
"Nih aku makan yang, Masih bisa kok." Emang Zillo Keras kepala, Sekeras apapun ia berusaha memberi sanggahan Zillo sulit menerima.
"Lagian aku makan udang Kok." Zillo tersenyum kecil menatap Resya, sekedar menenangkan ocehan gadisnya.
"Makasih ya." Ucap Resya akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zillo [✓]
Teen FictionTiada warna selain hitam dan abu-abu di dalam hidup seorang Zillo Putra Wijaya. Gelap dan tak teraba. Zillo memiliki mata yang normal, namun ia tidak bisa melihat bagaimana indahnya dunia seperti kata Orang. Zillo tidak pernah tahu warna me-ji-ku-h...