•••
Besok, mereka akan Pergi berkemah seperti yang telah direncanakan. Maka dari itu hari ini masing-masing dari mereka melakukan persiapan. Alih-alih mempersiapkan miliknya terlebih dahulu, Resya malah harus membantu Pacarnya dahulu karena kalau tidak Zillo tak mempedulikan Kebutuhannya."Pinjem hp, yang." Kata Zillo.
Ketika kekasihnya sibuk menata persiapan kemah nya, bukan membantu, Zillo malah lebih suka nempelin Resya kemana pun Gadis itu bergerak.
"Ambil aja sendiri di tas."
Zillo pun menegakkan tubuhnya yang bersandar di bahu Resya mengambil hape gadis itu yang berada di tas selempang. Padahal Ia memiliki hape sendiri, namun entah mengapa Zillo suka sekali memainkan hape Resya. Bahkan, di hapenya sendiri dia enggan untuk berfoto selfie, tapi di galeri hape Resya sangat banyak foto absurd hasil selfie cowok itu.
Yang bikin ngakak tuh, pose selfienya selalu (👍) dan (✌️). Mana wajahnya deket banget sama kamera, tapi Resya tidak pernah menghapusnya walau hanya satu. Di biarkan foto aneh Zillo memenuhi galeri nya.
Sekarang Rambut cowok itu sedang botak karena ulahnya sendiri. Tapi tak membuat Dia berhenti untuk memenuhi galeri Resya dengan wajah tampan datar nya.
Bicara tentang rambut Zillo yang sudah di botakin karena ulah sendiri yang menggunting rambutnya sampai pitak, ada usaha Niko dan Bima yang setengah mati memangkas rambut Zillo, serta drama panjang ketiganya. Padahal mereka berdua tidak punya skill pangkas rambut sama sekali. Karena Zillo malu untuk ke Barber shop, jadi mau tak mau Bima, dan Niko yang membantu nya. Resya bisa ingat gimana ngomelnya Niko sepanjang merapikan rambut Zillo.
"Bego! Besok pitakin bulu ketek lu sekalian."
Zillo hanya diam tak tahu ingin melawan dengan kata apa. Dia sibuk merenungi gaya rambut Under cut kesayangan nya pergi.
"Jangan nunduk! Botak licin sekalian mau lu?!" Dengan tanpa perasaan Niko menegakkan kepala Zillo agar menghadap cermin.
Dalam hati Zillo misuh-misuh, andai tidak dalam kondisi ia yang bersalah, udah di ajak gelut sih Niko.
Lain dengan keduanya, ada Bima yang memprihatinkan dengan tangan bergetar menggenggam alat cukur, dan sisir. Ada juga Resya yang duduk memperhatikan ketiganya dengan ekspresi ingin ketawa.
"Jangan sampe satu sisir njing, habis rambut gue!" Akhirnya Zillo berucap.
"Ah, nyerah gue! Gak bisa woi, takut Gue." Keluh Bima. Dia takut rambut Zillo makin ga bener.
"Sini-sini biar gue." Dengan arogannya, Niko mengambil alih alat cukur itu.
Zillo menelan ludahnya. Tidak! Niko tidak memiliki sisi lembut, dan hati-hati. Bisa beneran botak licin ia kalau Niko yang mencukur rambutnya.
"Jangan lu sat! Ga mau gue." Kepala Zillo bergerak mengelak.
"Percaya sama gue. Lu diem aja makanya!" Ucap Niko meyakinkan.
"Bima aja lah, entar lo nyukur pake dendam kesumat. Ga yakin gue." Jawab Zillo menolak.
"Suu'dzon terus lo nyet."
"Gue ga bisa zill, tangan gue getar." Bima menunjukan tangannya yang memang sedang gemetar parah. Campuran belum makan, dan takut memegang alat cukur tadi.
"Anjir, belum makan lu? Makan dulu sana!" Kata Niko kaget.
"Gue ga bisa makan pedes anjir..." Tadi Zillo request di sambal terasi super pedes, katanya biar isi kepalanya plong kalo makan pedes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zillo [✓]
Genç KurguTiada warna selain hitam dan abu-abu di dalam hidup seorang Zillo Putra Wijaya. Gelap dan tak teraba. Zillo memiliki mata yang normal, namun ia tidak bisa melihat bagaimana indahnya dunia seperti kata Orang. Zillo tidak pernah tahu warna me-ji-ku-h...