00.56. Masih sama

7.7K 642 54
                                    

Happy reading 💗

•••
Waktu sudah berlalu, seorang gadis hanya bisa terdiam melihat dua orang yang sedang mengobrol, dan seperti tak menganggapnya ada di ruangan ini.

Tadinya mereka berbicara banyak hal. Sih Perempuan sengaja memperbesar suaranya, dan mengubah nada bicaranya menjadi terdengar centil. Tema yang mereka bicarakan juga sungguh membuat gadis ini sakit, dimana kata kesempatan di jawab dengan kata  dipertimbangkan.

Gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Resya, hanya bisa diam menahan air matanya berharap ada seseorang yang datang dan mengajaknya berbicara. Kalau perlu mengajaknya keluar dari ruangan ini. Saat ini, jika ia keluar sendiri, tentu dia dinyatakan kalah melawan Selly. Ya, gadis yang sedang bicara bersama Zillo itu adalah Selly. Berbeda dengan biasanya,  kini Zillo merespon semua pertanyaan Selly, dan mengabaikan perasaan Resya.

Lagu Baekhyun EXO, My Love terdengar, dan itu adalah nada dering telepon Resya.

"Hallo." Resya mengecilkan suaranya ketika mengangkat telepon dari abangnya.

Tampak kedua orang yang di sebrang sana pun tampak ingin tahu siapa yang menelepon gadis itu. Tidak keduanya, lebih tepatnya yang terbaring di brankar.

"......"

"Serius bang?! Jadi kapan Bang Alfa sampai?" Resya tampak sangat senang sehingga tak sadar nada suaranya naik.

"Maaf." Kata Resya tak enak pada kedua orang itu, lalu fokus lagi pada teleponnya.

"...."

"Yah... Tapi Resya gak bisa jemput." Gadis itu mengecurutkan bibirnya.

"...."

"Yaudah. Titip salam sama Bang Alfa. Echa tunggu nanti malam, eh maksud nya Echa tunggu oleh-olehnya." Resya terkikik geli.

Alfa sahabat Daffa yang berkuliah di Negeri Ginseng yang ingin sekali Resya kunjungi akan pulang malam ini. Daffa mengatakan bahwa Alfa membelikan oleh-oleh yang banyak untuk Resya, dan tentunya itu bukan sembarang candra mata. Kpop Stuff.

"Bye, Abang."

Boleh tidak Resya tak ingin telepon abangnya berakhir? Suasana kembali tak enak untuk Resya. Tapi Ketika mengingat Alfa, Ia girang kembali. Lelaki itu sangat baik. Sejak Resya cilik ia sudah menjaga Resya, dan mengajaknya kemanapun saat Alfa pergi bersama Dafa.

Resya serasa memiliki dua Abang.

Tahu tidak, Lelaki yang di brankar itu sudah mengepalkan erat jari-jari tangan nya. Alfa. Ia masih mengingat nama yang diceritakan oleh Daffa waktu itu.

"Zillo..." Dan rengekan Selly membuat Resya ingin muntah saat ini juga. Sabar, Resya punya stok sabar yang banyak.

"Apa?" Tanya Zillo berusaha santai.

"Beneran kasih aku kesempatan, ya? Kamu bakal putusin Resya kan?" Sabar Resya. Resya masih sanggup bertahan sejauh ini.

"Setelah urusan gue selesai. Tapi gak janji." Resya menghela nafas bersyukur. Setidaknya ia masih bisa berjuang, bukan?

Tok...Tok...

Pintu ruangan terbuka menampilkan Suster Merry yang membawa makan sore untuk Zillo.

"Playboy, hm?" Gumam Suster Merry seraya memutar bola mata jengah melihat Zillo bersama gadis lain disaat pacarnya berada disini.

"Sya, mending ikut saya yuk. Kita jalan-jalan keluar. Kamu tau, ada anak Koas loh di Rumah sakit ini. Kali aja mau cuci mata sama calon dokter ganteng." Suster Merry sengaja memanas-manasi Zillo, dan berhasil membuat laki-laki itu bergerak gelisah meskipun wajahnya tetap datar.

 Zillo [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang