Cowok kaku kalo udah jatuh cinta, Bego nya gak main. Contohnya Gue. Hahaha.~Tertanda—Zillo Ganteng.
Sesampainya di UKS Resya langsung memerintah Zillo untuk duduk, lalu Ia sendiri langsung mencari obat untuk mengobati Luka-luka Zillo.
Zillo hanya memandangi Resya seraya tersenyum samar. Tak di pungkiri bahwa hatinya Berbunga-bunga mendapat perhatian kecil dari Gadis yang Di Cintainya.
"Tahan dikit ya Sakitnya."Ucap Resya, Zillo pun mengangguk.
Resya mengobati luka Zillo yang di dekat mata, hidung, Dan sudut bibir nya dengan Hati-hati sembari sekali kali meniupnya agar tidak terasa perih.
"Aawwww...."
"Eh mana yang sakit, Zill? Duh, maaf yah Aku kurang Hati-hati." Tanya Resya seraya Meniup-niup luka Zillo.
Zillo terkekeh, Dan Resya tertegun baru kali ini ia mendengar Zillo tertawa.
"Bercanda." Kata Zillo seraya tersenyum.
Belum sempat tersadar, Resya kembali tertegun dan melongo tak percaya melihat Zillo tersenyum.
Zillo yang melihat ekspresi wajah Resya pun tersenyum tipis. "Kenapa?"
"Eh... Ehmm... Enggak papa." Jawab Resya gugup seraya menggaruk pelipisnya yang tak gatal.
"Terkejut?" Tanya Zillo tepat, Resya pun mengangguk.
Zillo mendengus. Tadi aja bilangnya ga papa. Dasar cewek.
"Berarti Lo udah jadi bagian Orang terdekat Gue." Resya menatap Zillo bingung.
"Lo, tau? Gue cuma bisa kayak gini kalo lagi sama Orang yang Gue rasa nyaman dan percaya." Jelas Zillo.
"Jadi Aku termasuk Orang yang Kamu percaya?" Tanya Resya lagi, entah mengapa otaknya menjadi lemot mencerna Kata-kata Zillo. Tapi ada sebuah euforia yang menyejukkan di hatinya.
Zillo mengangguk seraya terkekeh lagi. Resya yang melihat tawa lepas tanpa beban itu pun tersenyum tenang.
Zillo tambah manis kalo lagi tersenyum dan tertawa, begitu lah ucapan jujur Batin Resya.
"Jadi, Kita bisa temanan?" Tanya Resya lagi, Zillo pun mengangguk seraya tersenyum.
"Lebih pun boleh." Gumam Zillo dalam hati.
"Oiya, tadi kenapa Kamu berantem?" Tanya Resya yang kini beralih mengobati lengan Zillo yang terdapat bekas cakaran.
Zillo diam membuat Resya merasa tidak enak. "Maaf. Aku ga berhak tanya yakan?" Ujar Gadis itu merasa sikap nya berlebihan.
Zillo menggeleng, memberanikan diri mengelus pucuk kepala Resya dengan lembut.
"Dia buat Gue marah." Ucap Zillo, sorot matanya menajam.
"Kok gitu?" Tanya Resya lagi, Ia tak mempermasalahkan tangan Zillo yang mengelus pucuk kepalanya.
"Dia berniat jahat sama Orang yang Gue sayang." Kata Zillo, Resya pun mengangguk mengerti.
Ia teringat kata kata Zillo terakhir setelah menghajar Roy, Ia langsung tersenyum jahil menatap Zillo.
Zillo menautkan alisnya. "Kenapa?"
"Ciee... Zillo sih tembok punya gebetan." Ucap Resya heboh seraya menusuk-nusuk pipi Zillo pelan.
Zillo hanya mendengus sebal, "Dasar cewek ga peka!" Dengus nya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zillo [✓]
Teen FictionTiada warna selain hitam dan abu-abu di dalam hidup seorang Zillo Putra Wijaya. Gelap dan tak teraba. Zillo memiliki mata yang normal, namun ia tidak bisa melihat bagaimana indahnya dunia seperti kata Orang. Zillo tidak pernah tahu warna me-ji-ku-h...