00.22. Tawuran

12.5K 824 16
                                    

“Kehilangan itu selalu menyakitkan. Maka dari itu, sebelum hilang di jaga dengan baik."

-W

•••
"Sya, udah belajar materi akuntansi belum?"

Resya yang masih mengerjakan latihan Soal pun menoleh menatap Danu.

"Belum, Kak. Itu kan materi kelas dua belas jadi Kakak aja ya yang pahami." Jawab Resya seraya menyengir lebar.

"Oke. Tapi kamu fokus ke rumus pendapatan nasional, ya. Mungkin bakal banyak keluar soal dari materi itu." Ucap Danu lagi, Resya mengangguk paham.

"Btw, Kamu udah Sarapan kan, Sya?"

Resya mengangguk. "Udah. Tadi pagi Dirumah Kak."

Danu pun tersenyum seraya mengangguk mengerti.

Kini mereka berdua tengah belajar bersama di dalam Perpustakaan sekolah. Padahal Siswa dan Siswi Lain Sibuk mengisi perut Mereka karena ini jam istirahat.

"Misi maaf ganggu. Sya, ini makanan Lo."

Nabila datang seraya membawa sekantung plastik yang berisi makanan.

Resya menatap Nabila seakan bertanya. "Dari siapa?" Nabila yang mengerti pun mengucapkan nama Zillo tanpa suara.

"Aku gak minta di belikan loh, bil."

Mereka berakting agar Danu tidak curiga. Pasalnya sejak tadi Danu sedang menatap Mereka.

"Gue takut maag Lo kambuh makanya  inisiatif beliin." Jawab Nabila membalas dengan akting pula.

"Makasih loh, bil." Ucap Resya seraya tersenyum.

Setelah Nabila pergi, Resya kembali duduk dan membuka kantung plastik itu. Resya menggeleng saat melihat Snack, Roti, Permen, dan tidak lupa susu kotak kesukaan Resya.

"Kakak mau?" Resya menawarkan Roti yang memang kebetulan ada dua.

Danu pun menerimanya."Makasih, Sya."

Setelah Bel masuk berbunyi Mereka berdua pun mengemasi buku-buku nya.

"Hari minggu di rumah gak, Sya?" Tanya Danu.

"Gak tahu Kak. Emang mau belajar?" Tanya Resya, Danu pun mengangguk.

"Nanti Resya kabarin ya, Kak."

"Yaudah, ke kelas yuk." Ajak Danu.

Mereka berdua pun berjalan bersama keluar dari Perpustakaan.

"Pegangin bentar, Sya. Kakak mau kunci Pintu perpustakaan."

Resya mengambil alih dua buku serta ponsel Danu ke tangannya.

Ternyata hal itu dilihat Oleh Zillo yang sedang melewati lorong perpustakaan bersama Niko dan Bima.

"Bangsat." Umpat Zillo seraya membuang muka. Ulu hatinya mendadak nyeri.

"Makanya pacaran jangan sembunyi-sembunyi. Sakit hati sendiri kan Lu." Celetuk Bima hingga tatapan Zillo Menajam kearahnya.

"Apa salah gue?!" Tanya Bima seraya menggelengkan kepala.

"Diem!"

Singkat, padat, dan menyakitkan. Zillo langsung melenggang melangkahkan kaki, namun begitu tepat di depan pintu perpustakaan Dia menghentikan langkahnya.

Resya yang melihat Zillo pun terkaget.

"Ayo, Sya."

Danu belum menyadari keberadaan Zillo. Sementara Resya hanya menatap Zillo tanpa memperdulikan suara Danu.

 Zillo [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang