00.19. Zillo Berduka Kembali

11.3K 797 11
                                    

“Luka lama belum pulih, hari ini harus bertambah pedih. Malang sekali.”


•••
Di dalam ruangan Pribadi milik Oby, ada dua Lelaki berbeda usia tengah berbincang dengan topik yang sangat sensitif.

"Papa kandung Kamu adalah Prasetya— Saudara kembar Pradipto. Beliau sudah meninggal sedari Kamu umur dua tahun. Prasetya adalah Orang baik, semua sifat nya berbanding terbalik dengan Pradipto. Ia orang yang sukses, dan terkenal sebagai Orang yang dermawan. Papa Kamu meninggal Karena kecelakaan pesawat sewaktu Ia ada perjalanan kerja ke Bali." Penjelasan Oby berhenti saat melihat Zillo ingin bertanya.

"Apa pembunuh Papa Prasetya juga Papa Dipto?" Tanya Zillo, ia berusaha tegar untuk mengetahui fakta ini.

"Tidak. Namun awal mula mengapa Dipto menikah dengan Mama mu berawal dari kecelakaan ini. Saat itu Dipto yang pengangguran dan suka mabuk-mabukan mengharuskan Istri nya, Kak Mita meminta pekerjaan dengan Papa mu untuk menghidupi  Danu kecil. Singkat cerita, Papa mu pun menolongnya dengan menjadikan kak Mita sebagai sekretarisnya Sehingga Ia ikut Papa mu pergi keluar kota kala itu. Takdir membawa Mereka berdua meninggal dalam kecelakaan pesawat." Ucap Oby.

Ia berhenti sebentar melihat reaksi keponakannya. Wajah Zillo terlihat sendu sehingga Oby takut memaksa keponakannya untuk mendengarkan fakta ini.

"Masih mau lanjut gak?"

Zillo mengangguk seraya menarik nafas dalam dan menghembuskan nya pelan.

"Mama mu Prihatin melihat Danu yang saat itu masih berusia tiga tahun. Dia terlalu dini untuk kehilangan figur seorang Ibu. Mama mu membagi Perhatian kepada mu dan Danu agar Danu juga merasakan Kasih sayang seorang Ibu dan sebagai bentuk kebaikannya pada Anak dari sahabat nya. Karena Ibu kandung Danu adalah Sahabat Mama mu. Dipto menjadikan hal ini sebagai alasan untuk menikahi Mama mu. Dia  beralibi mengatakan jika Kamu juga butuh figur seorang Ayah, begitu juga Danu yang butuh seorang Ibu. Singkat cerita, Ibu mu akhir nya mau menikah dengan Dipto.

Jalan Hidup keluarganya begitu rumit. Zillo yang masih berusia 17 tahun ini di tempah agar mengerti keras nya Hidup.

"Dua bulan pernikahan Dipto mulai menunjukan Sifat dan tujuan aslinya, Dia sering menyiksa dan menganiaya Mama mu. Hebat nya Mama mu tidak pernah mengadu pada Opa dan Om, hingga diakhir hidupnya Dia baru mau bercerita pada Kami." Jelas Oby, ia menepuk-nepuk punggung keponakan nya lembut.

"Apapun masalah yang datang nanti kamu masih punya Om dan Opa. Jangan menanggung beban sendiri seperti yang selama ini Kamu lakukan. Om kuliah di Prancis bukan berarti gak mengawasi Kamu. Om tahu apa yang Kamu lalui untuk melawan Dia. Bukti sudah banyak Zill, mudah bagi Kita untuk menjebloskan Dia ke penjara." Ucap Oby, Zillo pun langsung meliriknya.

"Om mau laporin Papa ke polisi?" Tanya Zillo.

"Jika perlu, suatu saat nanti." Jawab Oby seraya tersenyum.

"Dia bukan papa Kamu Zill. Papa Kamu yang sebenarnya orang baik."

Zillo tersenyum tipis, "Nanti kasih tahu Zillo tempat pemakaman Papa ya, Om."

"Makam Papa kamu Di kampung halamannya." Zillo langsung menatap sendu Oby. Kalau Begitu berarti Di Medan. Sejauh itu.

***

"Oi, Gak pulang Kalian?"

Zillo menyenggol kaki Bima dan Niko yang tertidur di kursi depan Ruang rawat Herman.

"Gak. Lo gak inget ucapan Papa Lo tadi? Kita harus jaga-jaga kalau ada Orang suruhannya datang berniat mencelakai Opa." Ucap Bima.

Zillo langsung tersentak kaget, Bahkan Ia lupa memikirkan hal ini.

 Zillo [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang