00.29. Jalan

10.9K 749 16
                                    


•••
Aroma embun pagi terasa segar dihirup saat Resya membuka jendela kamar. Tepat pukul setengah enam pagi, Ia terbangun begitu saja. Saat teringat Zillo akan pulang pagi ini, Gadis itu langsung mencuci mukanya lalu turun kebawah untuk mengecek langsung.

"Pulang gak Bilang-bilang." Suara Daffa menyambutnya di depan pintu kamar.

Resya terkekeh, "Mendadak pulang nya bang."

"Jadi sekolah hari ini?" Tanya Daffa.

"Enggak. Dikasih libur satu hari kok."

"Zillo udah pulang?" Tanya Resya seraya melirik kamar Daffa.

"Tuh, Liat." Kata daffa. Tangannya menunjuk arah lantai satu dimana ruang tengah berada, menampilkan tiga Remaja yang masih tertidur pulas.

"Dasar." Resya menggelengkan kepalanya.

"Abang mau kebawah gak?"

Daffa menggeleng menolak. "Abang mau mandi dulu." Jawab Cowok itu.

Resya pun langsung melangkahkan kakinya menuruni tangga. Ia menggeleng seraya terkekeh melihat posisi tidur Niko, dan Bima memeluk Zillo yang tepat ditengah-tengah Mereka.

Resya terkadang salut dan kagum melihat cara persahabatan Mereka yang luar biasa patut di acungin jempol. Mereka selalu bersama dalam keadaan apapun, dan yang paling Resya kagumi adalah ketika Niko dan Bima selalu berada disisi Zillo saat Remaja itu terpuruk rapuh.

"Zill, bangun! Udah setengah enam nih." Ucap Resya tepat diatas kepala Lelaki itu.

"Zill bangun, Hei!" Ucapnya lagi, namun Zillo hanya bergumam lalu lanjut tidur lagi.

"Eh, Sya." Bukannya Zillo, malah Bima yang terusik tidurnya.

"Bangun. Sekolah gih jangan bolos lagi." Suruh Resya. Bima pun mengangguk lalu bangkit membantu membangunkan Niko.

"Ko, bangun woi! Malah ngiler lagi" Bima menepuk lengan Niko kuat.

"Eunghh... Apasih, Bim! Masih ngantuk gue." Niko menggeliat sebentar lalu beralih memeluk Zillo yang masih terlelap di sampingnya.

Bima dan Resya saling pandang. "Pakek air aja deh, Dua orang ini memang susah kalo suruh bangun." Saran Jahat dari Bima membuat Resya menggeleng.

"Bangunin lagi Coba." Ucap Resya mencoba keberuntungan membuat Bima menghela nafas.

"Bangun Woi! Nanti Kita telat sekolah." Bima memukuli kedua temannya dengan guling. Terpaksa. Cara terakhir. Hihihi.

Akhirnya, Niko menggeliat lalu bangkit terduduk seraya menggaruk Kepalanya dengan mata sayu.

"Kasar banget si Lo!" Kata Niko seraya melemparkan Bantal kearah Bima.

"Lo sih dibangunin payah banget." Jawab bima seraya menangkap Bantal yang di lempar Niko.

"Yang ini kenapa gak bangun-bangun?" Pertanyaan Resya membuat kedua orang itu mengalihkan pandangannya kearah Zillo yang masih tidur dengan nyamannya.

"Perlu skill sabar bangunin bocah satu itu, Sya. Lo aja deh Gue mau numpang mandi." Kata Bima, setelahnya kedua orang itu pergi meninggalkan Resya yang terbengong.

"Zill, bangun ih! Kebo banget sih." Panggil Resya. Tangannya digunakan untuk menggoyangkan lengan Zillo pelan.

"Bobok aja masih ganteng." Gumam Resya dalam hati seraya memandangi wajah Zillo.

"Hei! Bangun Zillo, masa iya sih mesti Aku siram Air." Gumam Resya pelan mulai frustasi.

Maaf Zillo, Resya Harus menggunakan cara terakhir. Dengan memantapkan mental Resya langsung mencubit lengan Zillo kuat. Daripada di siram air kan.

 Zillo [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang