•••
Seminggu lagi kelas XII akan melaksanakan ujian nasional, dan tentunya sebentar lagi mereka akan meninggalkan sekolah termasuk, Danu.Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan, Danu sebagai ketua osis pun telah menyiapkan segala acara, dan persembahan di perpisahan kelas XII tahun ini. Ia menyiapkan segala kejutan agar teman-teman seangkatannya memiliki perpisahan yang indah di masa SMA nya.
Tak hanya untuk teman-teman seangkatannya, Danu juga mempersiapkan sebuah acara untuk seluruh Warga di sekolah. Begitulah yang ia sampaikan di rapat Osis kali ini yang di isi oleh perangkat Osis, dan Perangkat kelas.
"Sya, Lo ngerasa gak kalo si Danu melirik ke arah lo mulu?" Bisik Dirly.
"Emang iya? Aku dari tadi nyatat yang di Bilang jadi gak liatin." Jawab Resya seraya mendongakan pandangannya, dan benar saja mata nya langsung bertemu dengan mata Danu.
"Apa gue bilang kan." Ujar Dirly
"Biarin aja deh." Jawab Resya acuh.
"Jadi ini ceritanya abang, dan adek cinta sama cewek yang sama, gitu?"
"Dirly kita kesini mau rapat, bukan ghibah." Kesal Resya seraya mencubit lengan Dirly pelan.
Dirly mesem. "Jangan salah pilih, Sya."
Resya langsung melirik ke arah Dirly, "Maksud nya? "
"Lo tau siapa yang terbaikkan? Jangan sampe jadi sad girl lo gara-gara salah pilih." Kata Dirly.
"Aku gak salah pilih Dirly." Jawab Resya kemudian.
Jadi, maksud Dirly pilihan nya untuk berpacaran dengan Zillo merupakan kesalahan?
"Gue pernah liat pacar lo masuk ke klub malam, Sya. Lo tau?"
Deg! Selain melukai diri sendiri, apakah Zillo juga pergi ke tempat tidak berguna itu jika sedang ada masalah? Tapi mengapa selama ini Resya tak pernah tau fakta ini.
"Kamu kapan liatnya?" Tanya Resya.
"Sebulan yang lalu, mungkin. Lupa gue."Jawab Dirly.
"Baiklah, rapat kali ini selesai. Tolong kerja sama nya yang baik. Bagi perangkat kelas, saya mohon sampaikan ini kepada seluruh teman kalian agar kita bisa saling membantu untuk menciptakan kesan yang baik pada angkatan yang ingin lulus." Ucap Danu tegas, dan berwibawa sehingga menghentikan obrolan Dirly, dan Resya.
Selepas keluar dari ruang Osis, Resya berjalan melintasi koridor seraya melamun memikirkan perkataan Dirly.
Klub malam? Remaja tak pantas ke tempat itu.
"Awas tiang, Sya. Elah untung kagak ke jedot." Seru Dirly seraya menarik tangan Resya.
Resya tetap melamun.
"Lo kesambet apaan sih sampe linglung gini?!" Tanya Dirly seraya menepuk pipi Resya pelan.
Resya pun tersadar, dan langsung memukul lengan Dirly kuat.
"Awww... Sakit, Sya. Galak banget sih." Kesal Dirly.
"Biarin."Jawab Resya ketus seraya merapikan rambutnya.
"Cewek kalem kalo marah jatuhnya lucu ya, jadi pengen nguyel-nguyel." Mata Resya langsung melotot mendengar ucapan Dirly.
"Apasihh!!!" Resya berjalan cepat meninggalkan Dirly yang ngakak.
"Eh, tadi udah semua lo catatkan?" Tanya Dirly seraya menyeimbangkan langkahnya pada Resya.
Resya mengangguk. "Lagian Ketua kelas itu seharusnya memperhatikan Baik-baik, bukan bergantung sama catatan sekretaris." Kata Resya mengomel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zillo [✓]
Fiksi RemajaTiada warna selain hitam dan abu-abu di dalam hidup seorang Zillo Putra Wijaya. Gelap dan tak teraba. Zillo memiliki mata yang normal, namun ia tidak bisa melihat bagaimana indahnya dunia seperti kata Orang. Zillo tidak pernah tahu warna me-ji-ku-h...