“Kamu yang cantik sayang. Ciptaan terindah Tuhan yang dikirim semesta untuk aku.” —Zillo
•••
"Cha, udah bawa jaket sama kaos kaki kan?" Tanya Mira.Wanita paruh baya itu memperhatikan anaknya turun tangga seraya menggendong ransel di punggung nya.
"Udah kok bun,"
"Udah mau pergi?"
"Iya, Katanya mereka udah sampai depan komplek."
"Ini kuenya, bawa untuk camilan di Mobil." Resya pun menerima dua toples yang berisi kue cokelat, dan kue selai nanas buatan Mamanya.
Tin.... Tin...
"Itu suara mobil Zillo, bun." Keduanya lantas berjalan beriringan ke depan rumah.
"Lo bawa pergi adek gue sehat, jadi pulangnya harus utuh, dan sehat." Di halaman depan rumah, terlihat Daffa sedang menceramahi Pacar adiknya.
"Gue bakal jaga dia, lo ga perlu khawatir apapun." Jawab Zillo yakin.
Zillo yang melihat Bunda Mira, dan Resya langsung menghampiri keduanya.
"Bun, pamit pergi ya." Ujar Zillo seraya mencium punggung tangan Mira.
Mira mengelus Rambut Zillo. "Iya, hati-hati, dan jaga Resya ya."
"Pasti, bun." Kemudian Resya juga menyusul menyalami Bunda, dan abangnya.
"Kalo ada yang luka sedikit aja dari Echa, lu bakal gue gorok." Ancam Daffa sebelum keduanya memasuki Mobil.
"Sewot amat sih lo?! Percaya sama gue." Jawab Zillo kesal.
"Gue beneran ya, Zill."
"Gak mungkin gue biarin dia terluka, gue bakal jaga dia dengan tubuh gue sendiri." Meskipun kata-katanya serius, Zillo masih sempat mengerlingkan sebelah matanya pada Daffa.
"Tante, Bang, Kita pamit ya." Ujar Teman-temannya keduanya.
"Iya, jaga diri, dan nikmati liburan kalian." Jawab Mira sembari melambaikan tangan pada mobil yang mulai melaju.
Kini mereka berlima sudah berada dalam perjalan dengan posisi duduk yang berbeda dengan ketika mereka akan ke Mall kemarin. Kini Bima hanya sendiri di bangku supir, sementara Niko dan Nabila berada di bangku tengah, dan tak lupa sepasang kekasih yang berada di bangku paling belakang, siapa lagi kalau bukan Resya, dan Zillo.
"Kalo capek, atau ngantuk gantian sama gue." Ujar Niko sembari menyuapkan roti cokelat ke arah mulut Bima.
"Iya. Tapi, minumnya mana bego?! Dari tadi gue di kasih makanan mulu."
"Nih! Kayak pembantu lo, gue dari tadi." Niko menyodorkan botol air mineral yang lengkap dengan sedotan kearah mulut Bima.
"Yang ikhlas ngapa sama temen sendiri." Protes Bima saat selesai minum.
"Udeh ye, gue juga mau ngemil nih." Setelahnya Niko bersandar di kepala bangku, dan mengemil kacang asin yang berada di tangannya.
"Ko..." Niko melirik kearah Nabila yang memanggilnya.
"Apaan, Bil?"
"Mau?" Nabila menyodorkan toples stik balado ke arah Niko.
Niko mengambil nya, "Makasih Bil."
"Eh! Gue mau juga dong." Seru Bima Iri.
Nabila tanpa mikir apapun langsung menyuapkannya ke arah Bima.
Niko mendengus kesal, pasaran banget gaya modus Bima.
Beralih dari drama Cinta
Monyet nya bima, Mari melihat ke arah bangku belakang. Disana terdapat sepasang kekasih yang terkadang romantisnya hampir mengimbangi Drama Korea. Siapa lagi jika bukan Zillo, dan Resya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zillo [✓]
Teen FictionTiada warna selain hitam dan abu-abu di dalam hidup seorang Zillo Putra Wijaya. Gelap dan tak teraba. Zillo memiliki mata yang normal, namun ia tidak bisa melihat bagaimana indahnya dunia seperti kata Orang. Zillo tidak pernah tahu warna me-ji-ku-h...