“Tanpa di minta, bakal Gue jagain.”
~Zillo P.
•••
Malam minggu adalah malam yang paling ditunggu-tunggu oleh Zillo. Jika biasa nya Ia selalu menemui Resya di siang hari itupun di sekolah, maka malam ini berbeda, bisa di bilang ini kegiatan 'mengapel' perdana baginya. Asik deh.
"Wangi banget gilaaa." Komentar Bima sambil mengipaskan kedua tangannya didepan hidung saat Zillo menghampiri Ia dan Niko di meja makan.
"Pake minyak wangi sebotol mungkin." Niko mencibir.
"Woy! Makan dulu nih Bundanya Bima masakin untuk Kita." Ucap Niko seraya membuka kotak makan yang berisi Udang asam manis kesukaan Mereka bertiga buatan Bundanya Bima.
"Nanti pulang Gue makan." Jawab Zillo seraya memakai jam tangannya.
"Yaudah, Gue sisain." Kata Niko, lalu Ia mengambil piring menyisakan makanan itu untuk Zillo.
"Entar Lo ikutkan?" Tanya Bima. Seperti rencana beberapa hari lalu, Mereka akan menonton balap Motor Andra dan Gengnya.
"Jadi lah." Jawab Zillo santai. Lagian balapan itu akan di laksanakan tengah malam, jadi Zillo tetap bisa datang.
"Kalian mau disini dulu?" Tanya Zillo kemudian.
Bima dan Niko mengangguk serempak.
"Anak kembar." Kata Zillo ngakak. Ekspresi polos yang sangat langkah.
"Ogah Gue kembaran sama kutil badak." Kata Niko seraya mengetok dahi dan meja bergantian.
"Ngaca dong Lo! Muka Lo kaya Monyet bekantan." Sungut Bima tak terima. Tangan nya melayangkan sendok berancang-ancang menyentil jidat paripurna nya Niko.
Zillo memutar bola mata malas mendengarkan keduanya.
"Anjir Lo." Niko menoyor kepala Bima tak terima.
Tok!
Bima menyentil jidat Niko dengan sendok. "Anak Mama banyak Gaya." Ejek Bima.
"Ih suka hati Niko dong." Jawab Niko lebay, lalu menjulurkan lidah mengejek.
"Ga sopan sama Abang. Jadi siapa yang kabur karena gak dikasih beli Motor idaman itu? Sok gaya ngekost, nyesel kan sekarang." Omel Bima tak santai.
Memang Niko itu banyak tingkah. Dia sengaja kabur dari Rumah karena kedua Orang tuanya, Terutama Mamanya. Mamanya tidak mengizinkan Dia untuk membeli motor Vespa yang sudah di idam-idamkan Niko sedari lama.
Tapi sekarang Niko nyesel kabur. Selain asupan makannya yang terancam, Niko juga kangen sama Mamanya yang cerewet itu. Kalo masalah duit, Alhamdulillah Papa nya masih berbaik hati tetap mengirimi uang dengan lancar. Hahaha.
"Masih mending punya Ibu. Bersyukur Kalian masih bisa ngadu ini itu ke Ibu kalian. Lah Gue, ngadu sama siapa coba?" Kini Zillo yang bersuara membuat Niko dan Bima terdiam.
Keduanya merasa bersalah. Boleh Kita antusias menceritakan keadaan nyaman Keluarga, dan Orang Tua Kita. Tapi alangkah baiknya tidak di depan Anak Broken Home. Apalagi seperti Zillo yang sudah di tinggal selama-lamanya oleh Mama nya.
"Kan udah ada Resya, yang Lo bilang bakal jadi Ibu buat anak-anak Lo." Ucap Bima Mencairkan suasana agar tidak sedih, dan ternyata berhasil membuat Zillo tersenyum malu.
"Doain kalo yang itu." Kata Zillo mesem.
"Udah. Gue mau pergi keburu malem." Kata Zillo lagi lalu Ia pun pergi kerumah Resya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zillo [✓]
Ficção AdolescenteTiada warna selain hitam dan abu-abu di dalam hidup seorang Zillo Putra Wijaya. Gelap dan tak teraba. Zillo memiliki mata yang normal, namun ia tidak bisa melihat bagaimana indahnya dunia seperti kata Orang. Zillo tidak pernah tahu warna me-ji-ku-h...