“Aku pastikan selalu bersama kamu. Andai Aku ingkar, pasti itu karena jalan takdir Tuhan.”~Resya Yufara
•••
Seseorang tersenyum sambil memandangi wajah lucu Gadis yang duduk di hadapannya. Bagaimana bisa hanya karena novel yang di incarnya telah habis, Gadis itu melampiaskan rasa kesalnya dengan
Memakan es krim dengan porsi yang tidak anggun kedalam mulutnya.Jangan lupakan wajahnya yang cemberut itu, Zillo teramat Gemas melihatnya.
Setelah es krimnya habis, Gadis itu menghela nafas panjang. Dirinya masih kesal karena kalah cepat membeli novel tersebut hingga kehabisan.
"Besok Kita cari di toko buku yang lain." Kata Zillo lembut sembari membersihkan es krim di sudut bibir Gadis itu.
"Aku mau hari ini Zillo." Rengek Resya.
"Tapi udah kehabisan sayang." Jawab Zillo lembut, mencoba memberi pengertian pada Kekasihnya.
Resya menghela nafas. "Besok temenin lagi ya."
"Kapan pun, dan dimana pun Aku siap." Jawab Zillo sembari merapikan anak rambut Resya.
"Sok manis!" Ujar Resya meledek membuat Zillo tertawa.
"Ayo pulang udah sore." Ajak Zillo sembari mengulurkan tangannya di depan Gadis itu, dan di sambung dengan senang hati.
Disepanjang jalan yang di lewati, Mereka bersenandung ria sembari bergandeng tangan.
"Ga capek kan?" Tanya Zillo sembari berjalan.
"Enggak kok." Jawab Resya dengan senyuman.
"Kamu sih aneh, di ajak naik Motor ga mau malah milih jalan kaki."
"Ih, jalan kaki lebih sehat Zillo. Lagian kan ga jauh-jauh banget dari Apartemen Kamu." Jawab Resya.
"Iya sih, tapi Karena jalan kaki Novel nya kehabisan Stok." Perkataan Zillo membuat Resya mengingat kembali hal mengesalkan itu.
"Udah deh jangan dibahas." Resya cemberut sembari menggerutu tak jelas.
Ekspresi Resya saat ngedumel dengan bibir mengerucut sangat lucu, harus di abadikan, batin Zillo.
Ckrekkk.
"Ih Zillo kok di foto." Pekik Resya terkejut. sementara Zillo sudah berlari menjauh sembari tertawa.
"Ambil kalo bisa." Tantang Zillo seraya mengangkat hapenya tinggi-tinggi.
Resya memilih diam sembari cemberut, mau berusaha juga ga akan bisa. Habisnya Pacarnya itu lebih tinggi dari Dia.
"Nyerah sebelum berjuang, hm?" Tanya Zillo seraya menaik-turunkan alisnya.
"Ga akan bisa." Kata Resya Kesal, Ia memilih duduk di bangku panjang di pinggiran jalan.
"Lagian fotonya cantik kok. Aku save boleh kan?" Ucap Zillo, mengambil posisi duduk disamping Resya.
"Serius?" Tanya Resya tak percaya jika foto Candid nya bagus.
Zillo mengangguk tersenyum manis. Senyum yang jarang ditampakkan pada khalayak umum.
"Senyumnyaaa." Ujar Resya gemas. Tangan Gadis itu menangkup, lalu mencubit pipi Zillo.
Zillo hanya pasrah, terserah Resya deh. Yang penting kekasihnya bahagia.
Tak lama kemudian, Ponsel Resya berdering. Gadis itu langsung melihat nama yang sedang menghubungi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zillo [✓]
Teen FictionTiada warna selain hitam dan abu-abu di dalam hidup seorang Zillo Putra Wijaya. Gelap dan tak teraba. Zillo memiliki mata yang normal, namun ia tidak bisa melihat bagaimana indahnya dunia seperti kata Orang. Zillo tidak pernah tahu warna me-ji-ku-h...