00.50. Sayang

8.4K 575 31
                                    

“Aku udah cukup puas berkali-kali ditinggal pergi orang yang aku sayang. Tapi kalau itu terulang di kamu, aku gak yakin bakal bisa bertahan kaya hari lalu.”

—Zillo

•••
"Ayo, berdiri." Bima mengulurkan tangan nya pada Zillo yang lemah, dan masih terduduk di trotoar.

Resya sendiri sudah berdiri seraya menghapus air mata nya.

"Lo naik apa, Sya?" Tanya Niko menghampiri Resya.

"Taksi."

"Bareng kita aja baliknya. Gue bawa mobil."

Resya mengangguk menurut.

"Ke apartemen Zillo langsung aja, Bim. Aku nanti minta jemput Bang Daffa di sana." Bima mengangguk, lalu menghidupkan mesin mobil nya.

Di bangku belakang, Resya mengusap rambut Zillo yang berantakan seraya sekali-sekali mengapus air mata yang masih saja turun dari mata Zillo yang sedang berbaring beralaskan paha nya.

"Sutsss...  Berhenti dong nangis nya." Suruh Resya seraya menghapus air mata cowok itu lagi.

"Takut..." Lirih Zillo pelan. Tangannya menggenggam erat baju Resya.

"Aku disini, Zill. Jangan takut."

"Omongan kamu masih berputar di kepala Sial ini." Ujar Zillo seraya memukul kepalanya berkali-kali dengan sedikit kuat agar ucapan Resya yang hampir saja membuat hubungannya hancur enyah dari pikirannya.

Resya langsung saja menangkap tangan Zillo ketika cowok itu ingin melakukan aksinya lagi.

"Jangan di pukuli lagi kepalanya." Ucap Resya lembut.

Ia merutuki mulutnya di dalam hati. Merasa bersalah karena mudah sekali mengatakan hal semacam itu.

"Ga usah bego, Zill." Seru Niko ketika melihat tingkah Zillo dari kaca.

"Kepala gue sakit." Adu Zillo merasakan nyeri akibat pukulan, dan reaksi dari minuman yang ia teguk tadi.

"Makanya gak usah bodoh." Kata Niko  kesal.

"Cha..." Panggil Zillo lirih seraya menatap wajah pacarnya.

"Mau apa, hm?" Tanya Resya lembut seraya menghapus air mata yang hampir jatuh di sudut matanya.

Tampak Zillo menggeleng seraya meraih tangan Resya lalu di letakan di sisi wajahnya, tepatnya di pipi Zillo. Di dekap nya tangan itu hangat dengan kedua tangan Zillo.

"Aku buat kamu kecewa banget, ya?" Ujar Zillo sedih.

"Jangan datangin tempat kayak gitu lagi. Itu sama aja bakal ngerusak diri kamu. Nurut, ya?" Resya tak ingin mengucapkan kembali jika ia sempat kecewa, karena mungkin itu akan menambah kesedihan Zillo.

Zillo mengangguk patuh. "Maafin aku ya."

Resya mengangguk tersenyum.
Mata cowok itu tampak sangat sendu mengisyaratkan penyesalan yang amat dalam.

Resya mencium kening Zillo lama berharap bisa menenangkan sedikit perasan dan pikiran pacarnya itu.

"Yang," ujar Zillo.

Resya tersenyum. "Aku sayang kamu." Kalimat itu berhasil membuat Zillo tersenyum walau sangat tipis.

"Ehem... Hargai jomblo." Tegur Niko yang salah tingkah..

"Jangan ganggu bodoh!" Bima menatap Niko tajam karena mengacau momen Zillo, dan Resya.

Beberapa waktu berlalu, mobil mereka pun sampai Di Basement Apartemen.

 Zillo [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang