"Money is not everything. Uang bukan tolak ukur bahagia bagi Anak. Karena pada nyatanya kehangatan Keluarga lah yang Mereka inginkan."
~Zillo_2021
•••
Satnight, begitu ucapan gaul para Manusia yang menggunakan malam Minggu sebagai ajang berjumpa pacar Mereka. Tapi sepertinya itu harus menjadi pengecualian bagi Resya sebab Gadis itu masih Mempertahankan predikat- Jomblo dari lahir yang di deritanya selama 16 tahun hidup di Dunia.Daripada mengabiskan malam ini dengan galau merana, Resya memilih pergi ke Indomaret guna mencari camilan untuk menemani nya menonton serial drama Korea.
"Mau kemana, Dek?" Seorang Lelaki di kursi Roda bertanya pada Resya.
"Indomaret bentar, Bang. Mau titip gak?"
Nama Lelaki yang berumur 21 tahun itu adalah Daffa Malik Wiratama. Seorang mahasiswa hukum yang duduk di kursi roda karena kecelakaan yang di alami Mereka sekeluarga pada 2 tahun silam. Dia adalah saudara kandung satu-satunya yang Resya miliki.
"Pillows varian Ubi dong."
"Jajan lebih berat oksigen di beli." Komen Resya.
Daffa tertawa. Kan memang bener jajan itu kebesaran bungkus, isinya Zonk. Tapi enak Daffa suka.
"Bunda belum pulang, Bang?"
"Bentar lagi. Ada satu Orang yang fitting mendadak katanya."
Resya mengangguk paham. "Echa pergi dulu ya, Bang."
Gadis yang tengah memakai sweater baby blue oversize mengambil sepedanya di garasi, lalu mengendarai nya.
Udara malam yang sejuk di hirup Resya dalam-dalam. Daun-daun mengering di pohon jalan jatuh berterbangan membuat Resya merasa nyaman dalam hati.
Namun kenyamanan nya tak berlangsung lama. Ketika ia melewati jalan yang lumayan sepi, ia melihat Seorang Cowok berjongkok di samping motor nya. Resya seperti mengenal Cowok itu.
Ia langsung memberhentikan sepedanya, kemudian berlari menghampiri Cowok itu.
"Jangan di pukuli kepalanya." Resya meraih kedua tangan Cowok itu, lalu menariknya lembut.
Cowok itu sontak mendongak. Jejak lelehan air mata masih terlihat di kedua pipinya. Tangannya memberontak ketika melihat Resya ada di hadapannya.
"Lepas!" Amuk Lelaki itu karena Resya menggenggam kedua tangannya dengan sekuat tenaga.
Ia benci. Kenapa untuk kesekian kalinya Ia kambuh, harus Resya yang ada di depannya.
"Zillo, Gak boleh gini." Resya masih menahan tangan Zillo sekuat tenaga.
"Jadi, bolehnya Gue ngapain? Bunuh diri sampe mampus? Iya?!" Zillo berteriak di depan Resya.
Meski ketakutan, Resya menahan air mata nya agar tidak jatuh karena makian dan bentakan Zillo.
"Enggak, Zillo. Kamu pasti bisa lewatin semua masalah Kamu." Resya menatap mata tajam Zillo yang masih mengeluarkan airmata dengan pandangan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zillo [✓]
Fiksi RemajaTiada warna selain hitam dan abu-abu di dalam hidup seorang Zillo Putra Wijaya. Gelap dan tak teraba. Zillo memiliki mata yang normal, namun ia tidak bisa melihat bagaimana indahnya dunia seperti kata Orang. Zillo tidak pernah tahu warna me-ji-ku-h...