00.30. Zillo Minder

11.6K 802 12
                                    

“Mana mungkin aku biarin kamu pergi ninggalin dunia ini, di saat ada perasaan aku yang perlu kamu ketahui.”

~Resya Yufara

•••
Deru suara tiga motor Sport berhenti tepat di depan teras rumah Resya disaat gadis itu tengah memakai sepatu Sekolahnya. Tumben sekali Zillo, dan kedua sahabatnya itu bisa bangun pagi. Hahaha, Rasanya Resya ingin tertawa saja.

Niko, dan Bima Tersenyum seraya melambaikan tangan ke arah Resya.

"Pagi, Sya." Sapa Niko seraya tersenyum manis.

Sebenarnya diantara ketiga orang ini menurut Resya yang lebih cocok untuk bersifat dingin itu Niko. Tubuhnya yang lebih tinggi dari kedua sahabatnya, rahang tegas, dan wajah yang bisa dikatakan beraura Cuek sangat mendukung jika Ia memiliki kepribadian yang di miliki seorang Zillo. Malah Zillo sendiri bisa dikatakan memiliki aura imut di wajahnya walau ketika mode datar sekalipun. Namun anehnya, Niko lah yang paling berperilaku manis, dan Humoris diantara ketiganya.

"Annyeong." Sapa Gadis itu balik dengan senyuman manis.

"Apaan tuh Anyeong?" Tanya Bima penasaran, pasalnya Ia tidak pernah mendengar bahasa itu.

"Kata Resya, Niko manis banget." Jawab Niko asal Sampai Orang yang sedari tadi berdiam diri langsung menatapnya tajam.

"Santai Om matanya." Niko berucap.

"Ampun paduka raja." Seraya mengatupkan kedua Tangannya, Niko menunduk hormat kepada paduka yang tidak bisa di ajak bercanda.

"Yang!" Panggil Zillo meminta penjelasan.

Sungguh Dia tidak tahu arti dari Bahasa-bahasa yang Sering digunakan Resya ketika Spontan bicara. Yang Zillo tau itu bahasa Negara yang Resya sering tonton Dramanya.

"Maaf, gak pesan ojol Bang." Canda Resya mendapat dengusan dari Orang yang tengah membuka Helm nya.

"Ganteng gini dikatain Ojol." Sungut Zillo.

"Dih Narsis banget. Kemarin juga Aku pake jasa ojol ganteng." Resya memutar bola matanya malas.

"Serius?! Kamu pergi kemana ga izin Aku?!" Sergah Cowok berdasi tidak rapi itu.

"Lagian naik ojol segala liatin muka drivernya." Omel Zillo cemburu.

"Ga sengaja Keliat waktu nerima Helm." Resya menjawab.

"Masa iya sih Pagi-pagi Kita harus berantem, yang?" Zillo menghela nafasnya kesal.

"Ya ngalah dong, kalo gitu." Jawab Resya. Ia berdiri ketika sudah siap memasang sepatunya.

"Kok bisa bangun cepat, apa rahasia nya?" Tanya Resya lalu terkekeh.

"Bunyikan alarm Berturut-turut dari jam empat pagi, PUAS?!" Pacarnya kini sudah pandai mengeledek, dan menggodanya membuat Zillo Kesal setengah mati.

Zillo sengaja memasang alarm berturut agar tidurnya terganggu. Sekali tentu tidak mempan bagi Seorang Zillo, kedua, atau ketiga tentu dimatikan dengan kesal, makanya Ia perlu lebih dari tiga guna berhasil bangun pagi.

Bukannya takut Resya malah tertawa. "Pagi-pagi udah marah aja." Tangan nya merambat merapikan dasi Cowok itu.

"Yang! Udah deh jangan bikin Aku kesel." Zillo merajuk, tangannya bersedekap di dadanya tanda Ia sangat kesal sekarang.

"Hehehe, bentar ya mau pamit sama Abang dulu." Ucap Resya lalu masuk ke dalam rumahnya.

Tiga menit kemudian, Gadis itu telah keluar dengan tas yang tersampir di bahu Kanannya.

 Zillo [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang