“I love you 3000-nya, Ga sekalian?”
~Zillo
•••
Minggu sore, Resya, Daffa, dan juga Zillo berada di Bandara untuk mejemput kepulangan Bunda Mira. Mungkin sudah seminggu lebih Bunda Mira Pergi ke Jogja, dan Mira bilang pada kedua anaknya bahwa hari ini Ia mau pulang."Mau?" Resya menawarkan keripik kentang kemasan yang Ia makan pada Zillo yang sedang bermain Game dengan Daffa.
Zillo menerima Suapan itu, setelah nya Resya juga memberikan untuk Daffa. Kini Gadis itu duduk diantara dua Cowok yang sibuk dengan Game Mereka saja. Harap maklum memang ini hobi Cowok kebanyakan. Ketika Daffa sudah kalah, Mereka memilih menyudahinya, dan menegakan duduk masing-masing.
"Bang, Bunda kok lama banget?" Tanya Resya. Kepalanya sudah bersandar pada bahu Daffa seraya tangannya memeluk lengan sang Abang.
"Manja banget, kasayangan Abang inj. Sebentara lagi mungkin." Daffa mengecup kening Resya dengan Sayang.
"Yang!" Panggil Zillo karena merasa terabaikan oleh Kakak-Adik yang asik mengobrol itu. Dan, jangan bilang-bilang bahwa Zillo cemburu karena Daffa mengecup kening Kekasihnya.
Resya yang di panggil melirik kearahnya, tanpa mengubah posisi sedikit pun. "Hmmm." Sahut Resya dengan gumaman.
"Aku jangan dicuekin." Kata Zillo tak suka. Mata tajam nya melirik tak suka pada Daffa yang asik menguyel pipi gembul Resya.
"Lo jangan coba-coba ngeluarin kata laknat, Cemburu ya, Zill! Adek gue nih." Sambut Daffa yang seperti sudah tau maksud tersirat dari hati Zillo.
Zillo pun mendengus mendengar ucapan Daffa. Cowok itu mendadak berdiri sampau Resya menatapnya dengan pandangan bertanya.
"Aku ke toilet bentar ya." Izin Zillo, dan di angguki oleh Resya.
"Berani gak Lo?" Tanya Dafa membuat Zillo tambah kesal.
"Bangke." Maki Zillo, kemudian berlalu pergi menyelesaikan urusannya dengan kamar kecil itu.
Dafa terkekeh saat Zillo pergi. "Suka banget sih gangguin Dia." Ucap Resya.
"Lucu mukanya, Dek. Merah kaya pantat ayam." Jawab Daffa, lalu melanjutkan kekehannya sampai membuat Resya menggeleng.
"Ehem. Anak bunda?!" Suara seseorang membuat keduanya mendongak, dan tersenyum gembira menyadari siapa yang meyapa.
"Bundaaa... Echa kangennn..." Resya berdiri memeluk Bundanya erat menyalurkan rasa rindunya.
Sementara Dafa yang tak bisa berdiri hanya memperhatikan keduanya seraya tersenyum.
"Abang Sehatkan sayang?" Tanya Mira saat melepaskan pelukan anak Gadis nya.
Dafa mengangguk dengan senyum manis. "Bunda Lama, Bilangnya aja nganter pesanan tapi sekalian liburan."
Mira tertawa kecil. "Nenek nyuruh Bunda mampir sayang."
Setelah selesai untuk sekedar menyalurkan rasa rindu, Mira mengajak Anaknya pulang.
"Ayo pulang." Ajak mira.
"Sabar Bun, tunggu Zillo." Kata Resya seraya tersenyum malu.
"Loh, Pacar kamu ikut?" Tanya Mira seraya tersenyum menggoda Gadis kecil nya.
"Iya, Bun. Zillo lagi ke toilet."Jawab Resya malu-malu.
"Penasaran deh Bunda, gimana sih Zillo kok bisa buat Anak Gadis Bunda Jatuh cinta." Kata Mira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zillo [✓]
Genç KurguTiada warna selain hitam dan abu-abu di dalam hidup seorang Zillo Putra Wijaya. Gelap dan tak teraba. Zillo memiliki mata yang normal, namun ia tidak bisa melihat bagaimana indahnya dunia seperti kata Orang. Zillo tidak pernah tahu warna me-ji-ku-h...