“Kita semua di takdirkan buat ngejalanin hidup Kita sebagai diri Kita sendiri. Jadi, Kamu gak boleh membandingkan dirimu sendiri dengan Orang lain.”~Huang Renjun
•••
Kini Resya tengah bersama Nabila meminjam buku di perpustakan sekolah. Rasa suntuk di kelas sangat mereka rasakan saat Guru mata pelajaran olahraga mereka berhalangan hadir.Saat asik membaca, fokus mereka berdua teralih ketika mendengar suara menggelegar Bu Tutik Guru BK Mereka.
"BERSIHKAN, PERPUSTAKAAN SEKARANG JUGA!" Hardik Bu Tutik pada tiga Siswa yang terkenal akan tingkah ajaibnya di SMA Cendana.
"Siap Bu Tutik yang cantik mirip itik." Sahut Niko dengan cengiran tak berdosanya.
"Apa kamu bilang?! Saya mirip itik?" Marah buk Tutik.
"Aduhhh... Ibu Tutik yang cantik jangan ngomel terus dong. Entar kalo gendang telinga tiga cogan pecah gimana? Gak bisa lagi dong Kami mendengar jeritan memuja Kaum Hawa." Balas Niko panjang seraya mengusap usap telinga nya Yang terasa pengang.
Hanya Zillo yang diam, mata tajam nya hanya menatap lurus kearah depan.
"Aduhh... Pusing deh Saya. Sekarang cepat selesaikan hukuman kalian! Bisa darah tinggi Saya lama-lama." Ucap Bu Tutik, lalu melangkah pergi meninggalkan ruang perpustakaan.
"Bandel banget sih tuh tiga manusia." Gerutu nabila, yang ikut kesal kepada tiga Orang itu.
"Husss... Gak baik ngomongin Orang dari belakang." Peringat Resya.
Ketiga Sahabat itu pun dengan santai memasuki ruang perpustakaan. Namun langkah ketiganya berhenti ketika melihat Resya dan Nabila. Yah, memang hanya Resya dan Nabila yg ada Di Perpustakan. Sebab ini masih jam KBM—Kegiatan Belajar Mengajar.
"Hai, Resya." Sapa Bima seraya tersenyum ramah.
Resya yg disapa pun membalas dengan senyuman manis. Teman sekelasnya semasa SMP itu tak pernah berubah, selalu ramah meski terkadang tingkahnya mengesalkan.
"Hai juga, Nabila." Sapa Bima kemudian.
Nabila nya sendiri hanya membalas Bima dengan senyum terpaksa.
"Lagi pada ngapain nih?" Tanya Niko berbasa-basi, namun sudah terlanjur basi.
"Pertanyaan apa ini?! jelas lagi baca buku lah." Balas Nabila kesal, Resya hanya terkekeh geli melihat Sahabat nya yang berusaha menahan emosi.
Sementara Zillo Masih sama. Tetap diam tanpa berkata satu patah kata pun. Namun mata tajamnya malah sibuk memperhatikan Resya dengan segala gerak-gerik nya.
Tak sengaja tatapan Mereka bertemu, Resya pun tersenyum kepada Zillo. namun Zillo Hanya menatap Resya datar.
"Udah. Ayo kerjain hukuman Kita, biar bisa lanjut mabar lagi." Ajak Bima pada kedua Sahabatnya.
Setelah kepergian ketiga Orang itu, Nabila terus menggerutu tak jelas.
"Sumpah ya, Sya. Itu si Zillo udah mirip sama es. Dingin benar." Nabila menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kok bisa ya, Cowok nakal kayak Mereka bertiga jadi inceran Cewek-cewek Di Sekolah? Apalagi sih Zillo, masih mending Kak Danu deh kemana-mana." Ucap Nabila lagi.
"Bila! Pantang tau Banding-bandingkan Orang. Setiap Orang punya sifat dan sikap nya sendiri, ga bisa Kamu sama ratakan." Nasehat Resya.
Menurut Resya, Banding-bandingkan Dua Orang yang berbeda itu tidak bisa di benarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zillo [✓]
Teen FictionTiada warna selain hitam dan abu-abu di dalam hidup seorang Zillo Putra Wijaya. Gelap dan tak teraba. Zillo memiliki mata yang normal, namun ia tidak bisa melihat bagaimana indahnya dunia seperti kata Orang. Zillo tidak pernah tahu warna me-ji-ku-h...