“Semenjak sama Kamu, Aku pengen hidup lama di dunia. Pengen bahagiain dan lindungin Kamu terus.”~Zillo Putra Wijaya
•••
PacarEs⛄ :
||P||P
||Udah sampe kan, yang?
||Yang, hp nya diletak dimana sih?
||Sayang, ini udah sore loh. Kamu belum ngabarin Aku 🥺
10 panggilan tak terjawab.
Resya menghela nafas, namun setelah nya tersenyum saat membaca pesan beruntun sekaligus panggilan berderet dari Pacarnya.
Ia menyesali diri nya yang mengabaikan ponsel nya saat sampai di Hotel ini. Namun Ia sungguh lupa, setelah sampai Ia langsung istirahat kemudian rapat untuk membicarakan perihal Lomba Esok hari.
Resya :
||Aku udah sampe dari siang, maaf ya baru ngabarin.|| Tadi setelah istirahat langsung rapat untuk olimpiade besok.
|| Maaf🤗
||Kamu lagi apa sama Abang?
|Nanti malam Aku kabarin lagi ya. Aku mau mandi dulu.
Setelah membalas Chat Zillo, Resya langsung bergegas mandi. Badan nya sudah terasa lengket karena aktivitas satu hari ini, mulai dari pengambilan kartu peserta hingga menunggu panita selesai berbicara menguras waktu dua jam lama nya.
Ditempat yang berbeda kini Zillo, Bima, Niko dan Daffa tengah berada dalam situasi yang memanas, apalagi kalau bukan bertanding game.
"Kalah beliin makan malam." Ucap Bima pada Niko.
Sementara Zillo yang bertanding dengan Daffa memiliki semangat membara berjuang untuk mengalahkan Calon abang ipar nya itu, karena jika Dia menang Daffa akan menceritakan sesuatu yang Rahasia dari Resya.
"Bang, kalo Gue menang bener ceritain!" Daffa hanya menggumam malas.
Ting!
Ting!
Ting!
Bunyi notifikasi ponselnya membuat Zillo mendengus geram. Zillo akan mematahkan tulang leher siapapun yang membuat jaringan Internetnya error saat bertanding Game.
Tapi semua perkataan Zillo ditarik nya kembali saat melihat nama Resya di layar pemberitahuan. Tidak jadi patahkan tulang leher kalo yang ini, Zillo ingin menggantinya dengan memeluk Resya selama mungkin. Belum juga 24 jam, tapi rindu sudah menggerogoti hatinya. Dasar Bucen!
"Yee.... Kalah Lu!" Seruan Daffa membuat Pandangan Zillo beralih. Ia keasikan membaca pesan Resya hingga tak sadar Ia sudah kalah.
"Ulang, gak aci! Tadi Resya ngirim pesan ke Gue." Balas Zillo tak terima.
"Gak ada diperjanjian. Lakik kan? Laksanakan apa yang udah ada di kesepakatan." Balasan Daffa membuat Zillo mendengus kesal, seraya meninju bantal sofa.
"Bang, tapi ceritain juga dong tentang Echa yang Lo bilang." Zillo mencoba bernego oleh Daffa.
"Nanti kalo sempat." Meskipun terdengar tidak pasti tapi jawaban Daffa cukup membuat Zillo senang.
"Makasih, Abang ipar." Ucap Zillo membuat Daffa memutarkan bola mata malas.
"Udah laksanain hukuman Lo." Kata Daffa, membuat senyum Zillo luntur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zillo [✓]
Teen FictionTiada warna selain hitam dan abu-abu di dalam hidup seorang Zillo Putra Wijaya. Gelap dan tak teraba. Zillo memiliki mata yang normal, namun ia tidak bisa melihat bagaimana indahnya dunia seperti kata Orang. Zillo tidak pernah tahu warna me-ji-ku-h...