00.27. Olimpiade

9.3K 739 16
                                    


“Kamu kelemahan Aku.”

•••
"Gugup?" Tanya Danu.

Resya mengangguk sembari meremas jemari nya yang saling bertaut.

"Banyak berdoa, dan rileks. Pasti Kita bisa. Kita udah berusaha latihan selama ini." Danu menepuk pucuk kepala Resya seraya tersenyum.

Kini kedua Murid utusan SMA Cendana itu tengah berada diruang uji Olimpiade. Tahap pertama olimpiade ini merupakan ujian tertulis yang harus di isi Mereka dengan waktu yang telah ditentukan.

Saat instruksi dari panitia telah diucapkan, Danu dan Resya langsung membagi soal. Mereka mengerjakan nya dengan Serius dan sesekali saling bertanya, kedua nya saling melengkapi satu sama lain.

Seperti Resya yang masih mengingat pelajaran kelas 10 maka Ia membantu Danu menjawab, begitu pun Danu yang mengetahui pelajaran kelas 12 maka Ia yang menjawab, dan dibagian materi kelas 11 Mereka mengerjakannya bersama-sama.

"Waktu tinggal 30 menit lagi." Ujar Panita Lomba.

"Kak pensil Resya Patah." Adu Resya, Ia lupa membawa peraut Pensil.

Danu tersenyum tenang, "Santai, Kakak punya pensil banyak." Setelah nya Ia membuka kotak Pensil nya, Resya terkejut melihat Pensil yang mungkin berjumlah sepuluh lebih.

Lalu Resya terkekeh. "Kakak penuh persiapan." Ucapnya.

"Udah buru kerjain bagian kamu." Balas Danu, lalu Mereka fokus kembali ke kerrtas soal.

Sepuluh menit lagi waktu tersisa, namun Mereka berdua kini sudah bersantai.

"Yakin nih bener semua Kak?" Ujar Resya. Ia sedikit merasa ragu dipelajaran kelas 10 semester awal.

"Setidaknya Kita udah berusaha yang terbaik, Sya." Jawab Danu dengan senyum teduh.

"Optimis aja, Apapun hasil nya Kita kan udah berusaha." Timpal Danu lagi membuat Resya tersenyum lega.

Waktu sudah menunjukan pukul sebelas siang. Ujian tertulis sudah habis, kini para peserta yang berlomba dipersilahkan istirahat dan menunggu hasil nanti sore.

"Keluar hotel Yuk! Kakak pengen cari makan." Ajak Danu saat Mereka keluar dari ruang ujian.

"Ayo kak, Resya pun bosan di hotel mulu." Sejak kemarin Ia terkurung di dalam tempat mewah ini, dan sekarang Ia bosan dan ingin menghirup udara di tempat terbuka.

Setelah mendapatkan Izin dari Guru pembimbingnya, Mereka berdua pun langsung keluar, dan Kafe yang terletak disebrang Hotel lah yang menjadi tujuan Mereka sekarang.

"Makasih,Mbak" Ucap Danu ramah saat Pelayan Kafe meletakan pesenan Mereka.

"Yakin tuh makan Es krim aja?" Tanya Danu, pasalnya Resya tidak memesan makanan.

"Aku masih kenyang, Kak. Soalnya porsi sarapan tadi pagi ngambilnya gak normal." Kata Resya sembari menyengir kuda sampai Danu menggeleng dengan senyuman.

Nada dering telepon Resya terbunyi. Melihat nama Daffa memanggil Video, Resya langsung mengangkatnya.

"Abang," Panggil Resya Seraya melambaikan tangan, membuat yang di seberang sana juga melambaikan tangan.

"Siapa, Sya?" Tanya Danu, Resya pun menjawab tanpa suara mengucapkan nama Daffa.

"Udah selesai ujiannya? Oiya, Kamu lagi dimana?" Tanya Daffa.

"Udah barusan aja. Ini lagi di Kafe makan." Jawab Resya seraya memperlihatkan keadaan Kafe. Otomatis tersorot wajah Danu yang tengah makan saat Resya mengubah kamera belakang.

 Zillo [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang