00.25. Resya Pergi

11.6K 782 7
                                    

Dari awal Gue udah menafsir, Cinta ini bukan sekedar Cinta Pertama, atau cinta monyet biasa.

~Zillo Putra

Tidak seperti biasanya, Hari senin kali ini Resya Harus berangkat Pagi-pagi menuju sekolah Karena hari ini adalah Hari olimpiade nya.

Zillo pun sudah menunggunya Dirumah sejak pukul empat pagi untuk mengantarkannya nanti. Cowok itu langsung ke rumah Resya setelah Begadang mabar bersama Niko dan Bima.

"Nanti disana jangan telat makan!" Ujar Zillo seraya menutup koper milik Resya. Sementara disamping nya, Daffa tengah merapikan buku Resya sisa belajar semalam.

Resya merasa beruntung dikelilingi Orang-orang yang sayang dan sangat perhatian padanya.

"Iya, Zillo. Kamu juga jangan telat makan." Jawab Resya balik mengingatkan.

Sebenarnya disini Zillo yang sering telat makan dengan berbagai alasan. Mulai dari malas beli bahan masakan, malas masak, hingga malas untuk sekedar pesan makanan via Online.

"Udah Pamitan sama Bunda belum, Dek?" Tanya Daffa dibalas anggukan kepala oleh Resya.

Bundanya belum pulang juga karena sekalian mengunjungi kerabat yang ada di Yogyakarta.

"Abang gak papa sendirian dirumah?" Tanya Resya khawatir.

"Aku disini nemeni Bang Daffa sampe Bunda Kamu pulang." Timpal Zillo membuat Daffa dan Resya tersenyum, Sifat dingin Zillo tidak berlaku di depan Keluarga Resya.

"Makasih ya." Ucap Resya seraya mengacak rambut Zillo, membuat sang empuh mendengus sebelum meganggukan kepala.

"Udah jam berapa nih?" Tanya Resya seraya merapikan kepangan rambutnya di depan cermin.

"Gak usah cantik banget. Cuma sama Danu disana." Zillo menarik rambut Resya yang dikepang satu dengan kesal, pasalnya sejak tadi Resya hanya sibuk dengan penampilannya.

Resya tertawa kecil. "Iya deh, jam berapa nih?"

"Jam lima kurang sepuluh menit." Jawab Daffa seraya melihat layar datar ponselnya yang menyala.

"Echa mau sarapan. Bye!" Ucap Resya seraya mengibaskan rambut kepang nya didepan Zillo dengan wajah songong.

Zillo sampai mendelik tak percaya, Gadis itu sudah berani membuat nya kesal. Ditambah mendengar suara kekehan Daffa membuat Zillo semakin kesal.

"Yang! Awas aja ya Kamu." Kesal Zillo. Sementara dibalik pintu kamar Resya terkekik geli.

"Lo lagi Bang?!" Daffa semakin tertawa ngakak mendapat sasaran kekesalan Zillo.

"Jarang Gue liat Echa begitu." Jawab Daffa membuat Zillo semakin kesal.

"Ayo kebawah Bang, mau Gue kasih pelajaran dulu bocah satu itu." Ucap Zillo kesal dengan mata berapi-api.

Daffa pun hanya mengangguk tanpa bisa meredakan tawa kecilnya.

Sesampainya di dapur Zillo bisa melihat Resya yang sedang mengolesi Selai di Roti nya. Dengan langkah Cepat dan kekesalan yang menggebu Zillo menghampir Resya dan langsung mengapit kepala gadis itu di ketiaknya.

"Zillo kok Aku diketekin sih, lepas gak?!" Rengek Resya.  Ia meletakan roti dan sendok selainya di meja lalu mencoba melawan Zillo.

"Songong banget Sih rambut kepang Kamu." Zillo menarik pelan rambut Resya.

"Jangan dirusakin loh." Peringat Resya.

Ia sudah pasrah mah diketekin karena sebesar apapun usahanya melawan, tenaga Laki-laki udah dikodratkan lebih kuat dari Perempuan. Daffa yang malas menjadi obat nyamuk langsung pergi meninggalkan Mereka.

 Zillo [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang